Boao, China (ANTARA News) - Wakil presiden Taiwan, Vincent Siew, melakukan pertemuan singkat dengan Presiden China, Hu Jintao, Sabtu siang. Kedua pihak dalam pertemuan bersejarah tersebut mengatakan ingin mempererat hubungan ekonomi. China menyatakan Taiwan sebagai bagian wilayahnya sejak akhir perang saudara tahun 1949. Perbedaan politik secara efektif menghalangi kontak tingkat tinggi antar pihak tersebut selama enam dasawarsa terakhir. "Kunjungan itu merupakan tanda kuat awal pencairan ketegangan di sepanjang Selat," kata Lin Chong-pin, mantan petinggi Taiwan dan ketua "Foundation on International and Cross-strait Studies" yang berkedudukan di Taipei. Siew dan Hu berbicara tatap-muka selama 20 menit dan sebagian besar bersifat pribadi. Mereka masing-masing didampingi 12 anggota rombongan saat menghadiri Boao Forum for Asia yang berlangsung mulai 11 hingga 13 April. Kedua pihak duduk berdampingan setelah saling bersalaman. Boao Forum for Asia adalah acara tahunan yang berlangsung di provinsi Hainan, China selatan, dan dihadiri kalangan pemerintah maupun pelaku dunia usaha. "Kedua rakyat di dua sisi Selat Taiwan saling mengharapkan pembangunan ekonomi," kata Siew kepada Hu. "Saya ingin bertukar gagasan dengan Mr Siew mengenai persoalan kerjasama ekonomi di sepanjang Selat Taiwan," kata Hu dalam pidato di televisi. Siew, yang pernah menjabat perdana menteri Taiwan dasawarsa 90-an, juga mengemukakan dirinya menginginkan peluncuran awal pesawat carteran akhir pekan untuk menghubungkan kedua pihak. Saat ini jalur penerbangan langsung antara kedua pihak merupakan sesuatu yang terlarang dengan alasan keamanan. Siew juga menginginkan peningkatan wisatawan China di Taiwan, lapor televisi Taiwan. Kedua pihak tidak pernah resmi bertemu sejak tahun 1990-an. Mereka menghindari politik dalam siaran langsung pertemuan tersebut. Siew berkunjung ke China dalam kapasitasnya sebagai ketua Cross-Strait Common Market Foundation, organisasi swasta yang berpusat di Taiwan. Dia didampingi Su Chi, seorang spesialis pertahanan serta beberapa cendekiawan dan kalangan bisnis. Su menggambarkan pertemuan tersebut "terus-terang dan harmonis" dengan "hawa yang selaras," demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008