Jakarta (ANTARA News) - Aksi ambil untung (profit-talking) menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin pagi, sehingga ditutup turun 1,97 persen, setelah dua hari sebelumnya mengalami penguatan cukup tinggi. IHSG sesi pagi ditutup turun 45,493 poin berada di posisi 2.258,436, sedangkan indeks LQ45 bergerak negatif dengan menurun 9,789 poin (1,99 persen) ke level 483,105. Analisa Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas, dalam ulasan pasarnya, mengatakan, aksi ambil untung mewarnai perdagangan saham di awal pekan ini. Menurut Paramitra, penurunan indeks Dow Jones di Bursa Wall Street AS sebesar 256,56 poin disebabkan oleh laporan penurunan laba oleh General Electric Co dan pemangkasan prediksi pendapatan perusahaan itu untuk tahun ini yang mendorong pelaku pasar melakukan aksi ambil untung. Mereka juga mengungkapkan bahwa aksi ambil untung ini akibat para investor masih menunggu laporan keuangan bank-bank AS yang akan diterbitkan pada pekan ini, diperkirakan mengalami penurunan kinerja. Penurunan indeks BEI juga mengikuti pelemahan bursa regional, di antaranya bursa Tokyo dengan indeks Nikkei-225 melemah 433,58 poin atau 3,25 persen menjadi 12.890,15, bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng pada sesi pagi ditutup turun 813,39 poin atau 3,30 persen ke level 23.854,39 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times terkoreksi 83,560 poin atau 2,67 persen menjadi 3.043,31 di akhir perdagangan pagi. Kondisi tersebut telah membuat pergerakan saham di BEI didominasi yang turun sebanyak 145 dibanding yang naik hanya 14, sedangkan 24 stagnan dan 278 tidak aktif diperdagangkan. Penurunan indeks dipimpin beberapa saham unggulan seperti saham Telkom yang terkoreksi Rp100 menjadi Rp9.050, Astra Internasional turun Rp400 ke posisi Rp19.800, Bumi Resources tergerus Rp100 ke Rp5.750, Bakrie Plantation melemah Rp40 ke level Rp1.440, Indosat tertekan Rp50 ke harga Rp6.200 dan Aneka Tambang turun Rp125 ke Rp3.000. Volume perdagangan mencapai 972,523 juta saham dengan nilai Rp1,641 triliun dari 24.577 kali transaksi. (*)

Copyright © ANTARA 2008