Sukabumi (ANTARA News) - Sedikitnya 28 rumah penduduk dan sebuah mushola di Kelurahan Cikole, Kota Sukabumi, Senin siang, terendam banjir setinggi 1,5 meter. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun perabotan rumah tangga dan peralatan elektronik milik korban banyak yang rusak. Informasi yang diperoleh ANTARA, peristiwa itu terjadi sekira pukul 14.00 WIB ketika wilayah Kota Sukabumi diguyur hujan. Namun karena saluran air di sekitar perkampungan itu mampet akibat perbaikan gorong-gorong di Sungai Cikole sehingga menyebabkan banjir setinggi sekitar 1,5 meter. Pada pukul 15.30 WIB banjir mulai surut dan warga mulai membersihkan kotoran dan perabotan yang terendam banjir. Salah seorang warga di RT 05/RW 04, Neti Herawati (31), menyebutkan, seluruh barang-barang miliknya terendam banjir. "Akibat banjir ini, barang-barang elektronik saya rusak dan tidak bisa digunakan. Belum lagi, barang-barang yang lainnya," katanya yang mengaku mengalami kerugian sekitar puluhan juta rupiah. Ia menyebutkan, banjir disebabkan adanya perbaikan gorong-gorong di Sungai Cikole, sehingga saluran air yang seharusnya mengalir ke sungai mampet dan airnya tergenang hingga membanjiri perkampungan Cikole. Neti mengungkapkan, banjir kali ini merupakan yang kelima kalinya terjadi sejak November 2007. Namun, banjir kali ini lebih parah dibandingkan sebelumnya. "Sejak dimulainya proyek perbaikan gorong-gorong pada November 2007 lalu, perkampungan kami selalu banjir bila hujan lebat melanda Kota Sukabumi," jelasnya. Warga lainnya, Iin Herlina (44), mengatakan, banjir kali ini merupakan banjir yang paling parah dibandingkan banjir sebelumnya, pasalnya ketinggian airnya bisa mencapai 1,5 meter. "Banjir sebelumnya, rumah saya yang berada agak tinggi tidak pernah terkena banjir. Namun, kini airnya sudah bisa masuk ke dalam rumah hingga selutut," katanya seraya menambahkan akibat banjir dokumen-dokumen penting milik suaminya hilang karena terbawa banjir. Sementara itu, Walikota Sukabumi, Mokh Muslikh Abdussyukur, mengatakan, banjir yang menimpa wilayah perkampungan Cikole bukan disebabkan adanya perbaikan gorong-gorong, melainkan volume air di Sungai Cikole saat ini lebih besar dibandingkan saluran airnya. "Volume air yang besar karena hujan lebat dan saluran airnya yang kecil menyebabkan terjadinya banjir. Perbaikan gorong-gorong itu dilakukan untuk normalisasi air yang masuk ke kali Cikole," katanya. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008