Yogyakarta (ANTARA News)- Menteri Pertanian Anton Apriyantono melarang ekspor beras sebagai upaya menstabilkan harga komoditas tersebut di tingkat petani.
Ketika mengunjungi Joglo Tani (JT) di Dusun Mandungan, Desa Margoluwih, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, ia menambahkan larangan tersebut karena pemerintah pada tahun ini akan memaksimalkan produksi nasional untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
"Untuk tahun ini, saya tidak akan merekomendasi beras untuk diekspor. Seandainya tahun depan perekonomian petani sudah agak stabil, mungkin kran ekspor kembali dibuka meskipun tidak dalam jumlah yang banyak," katanya.
Menyinggung keadaan harga beras dalam negeri, ia mengatakan sampai kini masih bisa dikendalikan. Kerjasama pemerintah dan petani dengan baik juga dapat menjaga stabilitas harga
Pada kesempatan itu Anton juga menyatakan, program Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya penting diterapkan kepada kelompok petani di daerah.
Jika para petani sudah melakukan program P4S dengan baik dan sesuai aturan,serta dapat bekerja sama dengan pemerintah maka pertanian di Indonesia akan lebih maju.
"Hasil kerjasama antara pemerintah dan petani dapat kita saksikan dari hasil pertanian di daerah. Karenanya, saya memberikan semangat, bantuan dan apresiasi yang besar kepada para petani, seperti yang saya lakukan ke Joglo Tani ini,"katanya.
Pimpinan Joglo Tani,Suprapto mengatakan kinerja para petani di Yogyakarta pada umumnya dan Sleman pada khususnya sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan.
"Karenanya, program Joglo Tani adalah memberikan pendidikan dan pengembangan karakter,membentuk strategi komunikasi antar petani serta memfasilitasi dan memberikan bea siswa kepada anak-anak petani," katanya.
Suprapto menambahkan Joglo Tani dan Institut Pertanian `INTAN` Yogyakarta menjalin kerjasama dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak petani di daerah ini yang secara ekonomi tidak mampu untuk kuliah.
Saat ini, tambahnya, sudah 60 anak petani di Yogyakarta yang bisa menikmati bangku kuliah institut tersebut di fakultas pertanian, kehutanan, dan teknologi pertanian.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008