Jakarta (ANTARA) - Kepala Polres (Kapolres) Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar menyiagakan ratusan personel di lokasi aksi unjuk rasa mitra pengemudi Gojek di depan Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan, Senin.

“Kita libatkan 400 orang dari Polres Jakarta Selatan dan di-BKO-kan (bawah kendali operasi) dengan Polda,” kata Indra kepada ANTARA di lokasi unjuk rasa.

Untuk aksi tersebut, Indra sendiri turun ke lapangan dan memimpin pengamanan.

“Melakukan negosiasi secara langsung pada masyarakat,” tambah Indra.

Di tengah aksi tadi pagi, sempat terjadi gesekan antara peserta yang memaksa masuk ke dalam gedung. Menurut Indra, hal itu terjadi karena sebagian peserta terpancing emosinya.

“Diamankan karena terlibat langsung dorong-dorongan, ada dia orang, tapi sudah dikembalikan lagi,” ujar dia.

Massa juga sempat membakar kardus dan ban di tengah-tengah lokasi aksi. Namun, Indra meyakini tidak akan terjadi kericuhan.

“Saya yakin tidak ada asalkan yang terpenting pihak manajemen Gojek mau menerima perwakilan mereka untuk menyampaikan aspirasi, solusi silakan win-win solution,” tambah Indra.

Para peserta aksi unjuk rasa berasal dari dua komunitas mitra pengemudi Gojek yang masing-masing menamai diri sebagai Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (ORASKI) dan Gerakan Hantam Aplikasi Nakal (GERHANA). Mereka mengklaim ada ribuan orang yang turut serta.

Adapun tuntutan utama yang disampaikan para mitra pengemudi antara lain mengenai penolakan skema insentif terbaru yang diberlakukan Gojek, penghentian rekrutmen mitra pengemudi baru, dan sistem suspensi.

Unjuk rasa tersebut dimulai sejak pagi sekitar pukul 09.30. Kedua belah pihak sempat melakukan dialog secara langsung di lokasi aksi pada pukul 14.00 dan berakhir satu jam kemudian tanpa kesepakatan.

Hingga saat ini, peserta yang belum puas dengan tanggapan dari pihak Gojek masih bertahan di lokasi unjuk rasa.

Pewarta: Suwanti
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019