Jakarta (ANTARA News) - Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) menilai, partisipasi pemilih pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sangat rendah. "Partisipasi pemilih ada di bawah 60 persen, sehingga jumlah golongan putih (golput) lebih dari 40 persen," kata Koordinator Nasional JPPR, Jeirry Sumampow di Jakarta, Rabu. Jumlah pemilih sesuai daftar pemilih tetap (DPT) yang dikeluarkan KPUD setempat tercatat sebanyak 8.848.511 jiwa yang memberikan suaranya pada 22.921 TPS yang tersedia di 28 kabupaten/kota. Jeirry mengatakan, jika JPPR membandingkan pemilu kepala daerah dengan kepala daerah di beberapa provinsi lain, angka partisipasi pemilu kepala daerah di Sumut, paling rendah. Ia menyebutkan, hasil catatan JPPR, secara keseluruhan proses pemilihan pilgub Sumut berjalan aman dan lancar, tanpa keributan yang berarti. Namun, pada kualitas data pemilih buruk, di antaranya karena banyak sekali masyarakat tidak terdata. "Banyak juga masyarakat yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT), tapi faktanya yang bersangkutan tidak tinggal di daerah tersebut," katanya. Kemudian ditemukan, juga banyak kartu pemilih ganda, orang sudah meninggal dan anak kecil masuk DPT, serta suasana DPT yang kurang kondusif bagi masyarakat untuk memberikan suaranya secara bebas dan rahasia. Hal itu, terjadi karena letak bilik suara sangat terbuka, bahkan ada KPPS yang berjaga di belakangnya dengan alasan memandu pemilih agar tidak keliru dalam mencoblos. Menurutnya, buruknya kualitas data pemilih tersebut, bisa berpotensi dipersoalkan oleh calon yang kalah pasca hari H dan memungkinkan juga bisa memicu konflik.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008