Bogor (ANTARA News) - Pusat Gerakan Ahmadiyah Bogor, di Kampus Al Mubarrok, Jalan Raya Parung, Kabupaten Bogor, Jabar, didatangi puluhan massa dari Gerakan Umat Islam (GUI), Kamis. Ketua GUI Habib Abdurrachman Assegaf yang memimpin puluhan massa berpakaian baju gamis warna hijau, melakukan orasi di depan Kampus Al Mubarrok, menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) segera menerbitkan keputusan Presiden (Keppres) yang melarang penyebaran aliran Ahmadiyah. "Kami datang ke sini (kampus Al Mubarrok) sebagai tindak lanjut dari keputusan Bakorpakem (Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat) pusat yang menyatakan Ahmadiyah adalah aliran sesat. Kami menuntut Presiden SBY segera menerbitkan Keppres yang melarang keberadaan aliran Ahmadiyah yang sesat," ujar Habib Abdurrahman Assegaf, yang disambut teriakan "Allahu Akbar" dari pengikutnya. Habib menegaskan, setelah terbitnya keputusan Bakorpakem yang menyatakan Ahmadiyah sesat, pihaknya masih menemukan adanya kegiatan Ahmadiyah seperti perkuliahan di Kampus Mubarrok, meskipun secara sembunyi-sembunyi. "Dalam perkuliahan itu, Ahmadiyah masih mengajarkan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi mereka," katanya. Dalam aksinya, massa GUI juga menuntut Menteri Dalam Negeri untuk menindaklanjuti keputusan Bakorpakem, yakni soal status agama para pengikut Ahmadiyah yang tertulis dalam kartu tanda penduduk (KTP). "Pengikut aliran Ahmadiyah yang belum bertobat dan belum kembali ke Islam, maka dalam KTPnya tidak boleh ditulis Islam, tapi Ahmadiyah," katanya. Habib juga menyerukan, agar Menteri Agama melakukan pembinaan umat secara intensif, agar para pengikut Ahmadiyah dapat kembali ke ajaran Islam yang sebenarnya. Ketika massa GUI tiba di halaman kampus Al Mubarrok, suasana tampak sepi. Pintu gerbang kampus yang menjadi basis gerakan Ahmadiyah di Bogor itu tertutup rapat. Di bagian dalam kampus yang berpagar cukup tinggi, tampak ratusan orang pengikut aliran Ahmadiyah berpakaian serba hitam, sedang berjaga-jaga. Setelah melakukan orasi selama sekitar setengah jam, massa GUI membubarkan diri dan meninggalkan halaman kampus Al Mubarrok.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008