Yogyakarta (ANTARA News) - Menpora Adhyaksa Dault mengatakan, kemenangan sementara pasangan generasi muda pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jawa Barat adalah momentum bagi generasi muda lainnya untuk maju dalam Pilkada dan berperan bagi pembangunan bangsa. "Ini (Pilkada Jabar) momentum bagi generasi muda," kata Adhyaksa usai berbicara pada "Simposium Nasional Kepemimpinan Pemuda, Kompetensi Pemuda Untuk Memimpin Bangsa" di Univeritas Gajah Mada Yogyakarta, Sabtu. Ia mengatakan, sekarang sedang terjadi kecenderungan untuk memilih generasi muda sebagai pemimpin. Selain di Jawa Barat, perhitungan suara pilkada di Sumut, pasangan yang sementara memperoleh suara terbanyak adalah gabungan pasangan tua dan muda. Adhyaksa mengatakan, kombinasi generasi muda dan tua akan banyak muncul. Alasannya, jumlah pemilih pemuda secara nasional mencapai 53 persen dan masyarakat menginginkan adanya perubahan. Keinginan perubahan tersebut bisa dicapai oleh oleh pemimpin muda. Ia mengatakan, generasi muda mempunyai potensi besar untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Adhyaksa mengatakan, banyak generasi muda yang potensial untuk ikut berperan dalam pembangunan. Adhyaksa berdasarkan survei sebuah lembaga disebut sebagai tokoh muda yang paling populer. Saat simposium, Adhyaksa mengatakan, pemimpin muda harus memberikan teladan atau memberikan contoh yang baik bagi masyarakat. Untuk itu, katanya, pasangan Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf (yang untuk sementara memperoleh suara tertinggi di Pilkada Jabar), harus berhasil membangun daerahnya jika terpilih sebagai gubernur-wakil gubernur. "Kalau tidak, masyarakat frustasi lagi," katanya. Namun, Adhyaksa mengingatkan bahwa generasi muda yang maju sebagai pemimpin bukan asal muda karena usianya namun juga harus matang. Untuk kepemimpinan nasional, Adhyaksa mengatakan, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla masih kuat. Hadir sebagai pembicara pada simposium tersebut Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi Denny Indrayana dan Rektor Unversitas Paramadina Anies Baswedan. Denny Indrayana mengatakan, ia tidak mementingkan apakah pemimpin itu muda atau tua. "Yang terpenting adalah mereka harus anti korupsi," katanya. Ia mengatakan, jika ada pemimpin muda korupsi sementara ada pemimpin tua yang tidak korupsi maka yang harus dipilih adalah yang anti korupsi. Denny mengatakan saat ini ada indikasi para koruptor "membajakan" reformasi. "Mereka ingin muncul lagi," katanya. Untuk itu ia mengingatkan agar kembalinya regim lama yang koruptif harus diwaspadai.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008