Malang (ANTARA News) - Penyebab kematian ribuan ikan milik petambak di Bendungan Sutami, Sumberpucung, Malang, masih belum jelas. "Kami masih akan mengambil sampel dan mengujinya di laboratorium sebelum 'memvonis' penyebab kematian ribuan ikan tersebut. Apakah disebabkan keracunan limbah atau kekurangan oksigen atau akibat munculnya algae," kata Kabag Hukum dan Humas Perum Jasa Tirta I Malang, Jawa Timur, Wahyu Dutonoto, Senin. Menurut dia, tingkat elevasi air di Bendungan Sutami saat ini pada posisi puncak atau sekitar 272 di atas permukaan air (dpl), sehingga tidak mungkin kematian ribuan ikan itu disebabkan oleh minimnya pasokan air. Akibat munculnya algae juga tidak mungkin, tambahnya, karena algae biasa muncul pada puncak musim kemarau antara Juli-September sementara saat ini masih musim hujan. "Kami telah meminta masyarakat petani ikan air tawar yang membudidayakan ikan jenis koi, tawes, tombro, koi dan nila di sekitar Bendungan Sutami untuk memberikan laporan tertulis agar kami dapat mengambil sampel secepatnya untuk diuji di lab," katanya menegaskan. Ia mengakui, Perum Jasa Tirta I selalu mengambil sampel air secara rutin di 36 titik mulai dari hulu hingga hilir untuk memastikan keamanan air yang masuk ke bendungan. Ribuan ikan air tawar yang dibudidayakan petani Sumberpucung dan Kalipare Kabupaten Malang di kawasan Bendungan Sutami mati dan dugaan sementara akibat keracunan limbah pabrik yang berasal dari sungai dan bermuara ke bendungan. Matinya ribuan ikan di kawasan Bendungan Sutami terjadi setiap tahun, namun biasanya terjadi antara Juli dan September akibat munculnya algae secara besar-besaran dan mengurangi pasokan oksigen bagi ikan. (*)

Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2008