Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dinilai sebagai negara yang paling maju dalam kesiapan menghadapi bencana tsunami dibandingkan dengan negara-negara lain yang rawan bencana alam tersebut. "Dalam sistem kesiapsiagaan masyarakat dan pendidikan publik, Indonesia yang paling maju, bahkan dapat menjadi rujukan bagi negara-negara di Samudera Hindia. Sistem peringatan dini tsunami Indonesia juga yang paling kompleks," kata Deputi Jasa Ilmiah LIPI, Jan Sopaheluwakan, di Jakarta, Senin. Penilaian itu dilakukan oleh komunitas Tsunami Warning System (TWS) dunia dan TWS Samudera Hindia, juga berdasarkan penilaian resmi yang akan dilakukan oleh IOC (International Oceanographic Committee)-UNESCO, melalui Intergovermental Coordination Group of Indian Ocean TWS (ICG-IOTWS) yang dipimpin Jan. "Indonesia melibatkan 16 instansi dalam urusan sistem peringatan dini tsunami (tsunami early warning system/TEWS), yang masing-masing punya tanggung jawab yang kemudian terintegrasi dalam satu sistem," katanya. Sebanyak 16 instansi tersebut dari mulai BMG untuk koordinasi sistem, BPPT untuk pembuatan dan penempatan buoy (pelampung) tsunami, LIPI yang memberikan pelatihan evakuasi bencana gempa dan tsunami, Bakosurtanal membuat pemetaan bencana hingga pemerintah daerah untuk urusan operasional ketika bencana. Jan mengatakan, pada akhir 2009, sebanyak 28 negara yang tergabung dalam Indian Ocean Wave, yakni negara-negara Asia Pasifik yang terkena dampak tsunami pada 26 Desember 2004, akan melakukan simulasi evakuasi bencana tsunami secara serempak. Ketua IOC itu mengatakan, dalam kesempatan itu setiap negara menguji semua sistem peringatan dini tsunaminya, dari mulai saat ditentukan terjadi gempa, kemudian kesiapan menghadapi tsunami yang terus merambat ke berbagai tempat di sepanjang samudera Hindia. Rencana tersebut dibahas dalam pertemuan IOC-ICG-IOTWS pada 10-11 April 2008 di Kuala Lumpur. Saat itu delegasi Indonesia dipimpin deputi Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek Kementerian Ristek Idwan Suhardi. Sebelumnya Idwan menuturkan, India sempat menyatakan paling siap menjadi penyedia informasi bila terjadi tsunami dan mengusulkan negaranya sebagai pusat informasi tsunami, namun ditolak banyak negara lain. Indonesia sebagai yang paling maju dalam TWS mengusulkan informasi tsunami dipusatkan di setiap negara yang kemudian disatukan dalam jaringan, ujarnya. Pada pertemuan di Brussel 2008, sistem yang diusulkan Indonesia itulah yang kemudian dipakai. "Indonesia akan siap penuh dalam sistem TWS ini pada November 2008 ini," tambah Jan. (*)

Copyright © ANTARA 2008