Jakarta (ANTARA News) - Hasil pemeriksaan Dinas Penataan dan Bangunan (P2B) DKI Jakarta menyatakan Gedung Sarinah MH Thamrin tidak miring dan masih aman sebagai bangunan publik (umum). "Kemiringan bukan pada bangunan utama Sarinah, tetapi bangunan di bagian Selatan yang digunakan sebagai ATM (Anjungan Tunai Mandiri)," kata Presiden Direktur PT.Sarinah (Persero), Ketut Arnaya, di Jakarta, Selasa. Pemeriksaan dilaksanakan Dinas P2B bekerjasama dengan konsultan struktur bangunan Independen PT.Deta Decon menggunakan alat "theodolit" dan "water pas" yang dilaksanakan tanggal 14 April 2008, paparnya. Struktur bangunan ATM sendiri berdiri sendiri tidak terikat pada bangunan utama karena menggunakan sistem delitasi. Pondasi bangunan ATM Center menggunakan pondasi konvensional, paparnya. Penurunan ATM, menurut Direktur PT.Deta Decon, Mardiana Daoed, terjadi karena penurunan tanah di sekitar gedung Sarinah antara 6mm hingga 1cm akibat penyedotan air tanah dari gedung-gedung di sekitarnya. Penurunan bangunan ATM, kata Ketut Arnaya, sebenarnya telah terjadi sejak awal tahun 2007. Menurut Mardiana, gedung Sarinah Thamrin yang bediri sejak 40 tahun lalu itu menggunakan pondasi Steel Pile sampai dengan tanah keras pada kedalaman 36 hingga 42 meter dari muka tanah dengan menggunakan kerangka beton bertulang. Dari hasil pemantauan selama dua tahun, sambungnya, disimpulkan tidak terjadi penurunan pondasi pada Gedung Utama Sarinah, penurunan hanya terjadi pada halaman parkir sekitar 2-3 centimeter. Setelah sempat terbakar pada 14 November 1984, telah dilakukan penelitian keandalan dan keamanan struktur gedung tersebut. Sarinah Thamrin merupakan gedung konstruksi paling tinggi pertama 15 lantai (74,71 meter) dan berdiri di atas lahan seluas 17.465 meter persegi dengan luas bangunan 45.343 meter persegi.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008