Jakarta (ANTARA News)- Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberikan tiga rekor dalam kegiatan Kolaborasi Budaya Nusantara dan Wayang Kulit yang diadakan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, 1-2 Oktober lalu, kata Sekretaris Utama (Sestama) BKKBN Sudibyo Alimoeso.

Sudibyo mengemukakan hal itu di Jakarta, Selasa, mewakili Kepala BKKBN Sugiri Syarief dalam acara pembubaran panitia acara kolaborasi budaya Nusantara yang juga diikuti puluhan anggota panitia termasuk ketua panitia Pranyoto (Deputi Bidang KSPK BKKBN).

Menurut Sudibyo, tiga rekor MURI itu terdiri atas rekor penggagas acara yang diterima Kepala BKKBN Sugiri Syarief, rekor bagi penyelenggara acara yaitu Pejabat Bupati Pringsewu, Lampung dan rekor pendukung acara yaitu tiga bupati di Jateng, yatu Bupati Karanganyar, Bupati Sragen dan Bupati Wonogiri.

Sudibyo menyampaikan terimakasih kepada panitia yang telah sukses menyelenggaraan acara yang didukung sekitar 600 perserta dengan menampilkan kesenian dan budaya dari 33 provinsi, serta ribuan pengunjung dalam acara kolaborasi seni budaya serta pergelaran wayang kulit yang menampilkan tiga dalang dari Bupati Wonogiri, Sragen dan Karanganyar, serta diadakan pelayanan KB secara gratis kepada masyarakat setempat.

Dia menegaskan, penyelenggaraan acara tersebut bukan semata-mata untuk meraih rekor MURI, tetapi dimaksudkan untuk mensosialisasikan dan memantapkan Revitalisasi Program KB melalui media seni budaya tradisional, yang akhir-akhir ini belum optimal perannya dibanding tahun 1980-an.

"Segmen ini sangat penting karena revitalisasi program KB tidak hanya berlangsung 1-2 tahun, tetapi lebih dan itu menjangkau seluruh lapisan masyarakat," katanya.

Selain itu, acara seni budaya tersebut juga untuk melestarikan nilai-nila buadya yang menjadi milik bangsa Indonesia, sehingga kedepan tidak mudah ditiru dan "dibajak" oleh banga dan negara lain.

Sedangkan, pergelaran wayang kulit mengambil ceritera (lakon) "Turunnya Wahyu Makuthoromo" dengan dalang Ki H Begug Purnomosidi (bupati Wonogiri) dan didampingi Bupati Karanganyar Hj Rina dan Bupati Sragen Untung dala memeriahkan pertunjukan tersebut.
Lakon ini bukan sekadar untuk tontonan tetapi juga mengandung nilai-nilai delapan fungsi keluarga sebagai intisari perwujudan keluarga kecil bahagia sejahtera juga terdapat filosofi dan nilai-nilai luhur serta pesan moral untuk menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara secara arif dan bijaksana.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009