Jakarta (ANTARA News) - Enerjik, penuh optimisme dan banyak ide. Itu gambaran dari sosok mantan Wakil Presiden periode 2004-2009 M Jusuf Kalla (JK).

Sejak 28 hari meninggalkan dunia pemerintahan, JK begitu dikenal, tetap saja tidak bisa `lepas` begitu saja. Meski sedang menikmati liburan bersama keluarga besarnya, hiruk-pikuk persoalan dalam negeri tetap saja menjadi perhatiannya.

"Yaa...ngak bisa, tetap saja ada sms yang masuk," kata JK sambil makan siang bersama beberapa koleganya di Jakarta.

Dengan tetap penuh ceria, JK pun ikut nimbrung atas berbagai persoalan bangsa. Obrolan pun meluncur deras dari mulai krisis listrik, padamnya beberapa wilayah di Jakarta, hingga perseteruan kasus Bibit-Chandra dan soal Tim-8.

Dengan mengenakan baju batik lengan pendek, khas JK, tak ada yang ditutupinya. Semua terbuka, blak-blakan. Diskusi memang bukan untuk mengambil keputusan. Namun tetap saja ada ide-ide yang terlontar. Tetap saja ada `solusi` yang bisa ditawarkan JK.

"Sejak awal soal listrik ini jadi perhatian serius saya. Kalau jalan rusak, masih bisa jalan hanya mungkin pelan-pelan, tapi kalau listrik tak ada. Mati semua, gelap gulita. Paling-paling hanya bisa digantikan dengan lilin, tapi lilin tak bisa mengerakkan industri dan sebagainya," kata JK dengan penuh semangat.

Yaa semangat. Itulah yang selalu terpancar di wajah JK. Tidak ada kerut di kening. Tidak ada keraguan. Dengan santai JK membeberkan beberapa kiatnya dalam mengegolkan mega proyek 10 ribu MW. Gonjang ganjing padamnya listrik di DKI pun menjadi perbincangan serius. Bagi JK tidak ada masalah yang tak ada jalan keluarnya. Semua ada pemecahannya.

Jadi, meskipun JK sudah `bebas` dari tugas-tugas negara, ternyata tidak bisa juga benar-benar `bebas`. Persoalan bangsa masih jadi menjadi perhatiannya.

"Yaaa... saya menikmati ini semua," kata JK dengan penuh senyum.
(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009