Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan angka kemiskinan pada 2010 tidak banyak berubah dengan 2009 yakni 14,15 persen, dan di Indonesia orang suka atau tidak suka harus bekerja jikalau menganggur ia akan mati.

"Angka kemiskinan pada Maret 2009 berkisar pada 14,15 persen dan data yang akan keluar pada Maret 2010 angkanya kemungkinan masih pada kisaran itu," ujarnya seusai konferensi pers di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, senin.

Menurut dia salah satu komponen perhitungan kemiskinan seperti penghitungan garis kemiskinan sangat dipengaruhi oleh harga-harga yang dikomsumsi masyarakat miskin.

"Sekarang inflasi dari Maret ke Maret diprediksi di bawah 5 persen, jadi ada peluang garis kemiskinan tidak bergerak jauh," ujarnya.

Rusman tidak mengatakan jumlah kemiskinan akan turun namun dari garis kemiskinan yang tidak melonjak mengikuti inflasi, diprediksi angka kemiskinan hampir sama seperti 2009.

Ia juga menambahkan jumlah pengangguran terbuka turun dari 8,14 persen pada Februari 2009 menjadi 7,87 persen pada Agustus 2009 yang menyebabkan jumlah pekerja tidak penuh di Indonesia meningkat.

"Dapat dilihat melalui pengangguran turun tapi juga harus dilihat implikasinya. Misal mereka berubah status menjadi bekerja namun di bawah 35 jam, jadi pengangguran paruh waktu pun bertambah," ujar Rusman.

Menurut dia, dengan adanya penambahan penduduk rata-rata sebesar 1,34 persen per tahun di Indonesia dari 2000 hingga 2009 juga menimbulkan permasalahan dalam pengadaan tenaga kerja dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

"Ini disebabkan di Indonesia sistemnya belum jalan dan ciri khas lapangan kerja disini menyebabkan orang suka tidak suka harus bekerja dan ini berbeda seperti di luar negeri yang APBN-nya kuat. Di Indonesia apabila orang tersebut nganggur akan mati dan ini menjadi persoalan dalam kualitas pekerjaannya," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009