Mataram (ANTARA News) - Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Mataram H. Istiqlal mengatakan sampel busana hasil rancangan siswanya akan dikirim ke Belanda untuk dikaji mutu dan kualitasnya oleh desainer di negara itu.

"Empat jenis sampel yang diminta yaitu baju kaus, busana pengantin, busana pantai dan tas dari bahan anyaman. Dalam satu atau dua hari lagi, sampel itu akan dikirim," katanya di Mataram, Jumat.

Belanda, kata dia, tertarik dengan hasil karya siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Mataram, bahkan sampel busana yang dikirimkan itu akan dipamerkan di 50 gerai busana di sejumlah negara di Eropa.

Tawaran itu akan diwujudkan setelah sampel busana yang dikirim ke Belanda diperiksa secara detail. Seandainya ada yang kurang dan memerlukan penyempurnaan, sampel busana itu akan dikembalikan dan dilengkapi sesuai saran yang diinginkan.

Istiqlal mengaku menghadapi kendala dalam merancang busana sesuai yang diinginkan oleh desainer Belanda. Kendala yang dihadapi seperti sulitnya memperoleh bahan kain berbahan baku sutra dan membentuk pola busana yang memadukan antara khas daerah dan Belanda.

"Bahan kain dari sutra cukup sulit didapat di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kalau kendala pola yang diinginkan, masih bisa dipelajari dengan meminta dikirimkan bentuk polanya dari Belanda lewat esurat elektronik," katanya.

Kerja sama dengan Belanda dalam mempromosikan hasil karya siswa, kata dia, merupakan potensi untuk menciptakan peluang kerja bagi lulusan SMKN 4 Mataram yang saat ini masih berstatus rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI).

Menurut dia, SMKN 4 Mataram memang diakui tidak hanya secara nasional, tetapi juga internasional. Hal itu dibuktikan dengan tawaran dari sejumlah negara di Asia dan Eropa kepada siswanya untuk bekerja di luar negeri.

"Dari Malaysia pernah ada tawaran. Tetapi siswa sepertinya kurang berminat bekerja di luar negeri meski penghasilannya relatif lebih besar. Mereka lebih memilih membuka usaha sendiri atau bekerja di pabrik busana dalam negeri," kata Istiqlal.
(KR-WLD/E005)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010