Padang (ANTARA News) - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat, meminta semua elemen untuk sama-sama menghormati perbedaan dalam penetapan Shalat Idul Adha pada 16 November atau 10 Dzulhijjah 1431 H.

"PW Muhammadiyah Sumbar bersama warga dan simpatisan akan melaksanakan shalat Idul Adha 1431 hijriah pada 16 November 2010 berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal. Kita minta semua pihak menghormati," kata Ketua PW Muhammadiyah, Darlis Ilyas kepada wartawan di Padang, Rabu.

Darlis menjelaskan, Muhammadiyah jauh sebelumnya sudah menetapkan 10 Djulhijjah jatuh pada 16 November 2010, berdasarkan penghitungan yang dilakukan, dan selama ini tak pernah melenceng.

Namun, pemerintah mengumumkan pelaksanaan Idul Adha 1431 hijriah jatuh pada 17 November 2010, hasil dari sidang hisab ru`yat atau melihat bulan dan diputuskan berbeda dengan Muhammadiyah.

"Kita minta perbedaan yang terjadi, agar saling menghormatinya, tentu dalam pelaksanaan shalat Idul Adha 1431 hijriah mendatang pemberian fasilitasnya bisa disamakan," katanya.

Selain itu, tambahnya, adanya perbedaan dalam penetapan 10 Dzulhijjah 1431 hijriah itu, diyakini tidak akan menimbulkan kegalauan di tengah umat.

Terkait, umat sudah punya keyakinan dalam menjalakan ibadahnya sehingga perbedaan dalam pelaksanaan shalat Idul Adha tak akan menimbulkan keraguan-keraguan.

Khususnya warga dan simpatisan Muhammadiyah di Sumbar, kata Darlis, sudah disampaikan tetap pelaksanaan shalat idul adha pada 16 November mendatang.

Jadi, PW Muhammadiyah Sumbar merujuk kepada Maklumat PP Muhammadiyah Nomor; 05/MLM/1.0/E/2010 tentang penetapan 1 Ramadhan, 1 Syawwal, 1 Dzulhijjah 1431 hijriah serta imbaun menyambut ramadhan.

Darlis menjelaskan, ijtimak menjelang Dzulhijjah 1431 hijriah terjadi pada Sabtu, 6 November 2010 pukul 11:15:04 WIB, sedangkan tinggi hilal pada matahari terbenam di Yogyakarta (hilal sudah wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam hilal sudah di atas ufuk.

Jadi, berdasarkan hasil hisab tersebut, makanya majelis tarjih dan tajdid PP Muhammadiyah mengumumkan, 1 Dzulhijjah 1431 hijriah jatuh pada Ahad, 7 November 2010 Masehi.

Sedangkan hari arafah (9 Dzulhijjah 1431 hijrian, red) jatu pada Senin (15/11) sehingga Idul Adha (10 Dzulhijjah) jatuh pada Selasa (16/11).

Koordinator Hisab PW Muhammadiyah Sumbar, Firdaus AN, MHI menambahkan, penentuan dan penetapan 1 Ramadhan, 1 Sawwal dan 1 Dzulhijjah, melalui penghitungan sesuai dengan Al-quran dan Sunnah Rasulullah.

Jadi, tolak ukur dalam penetapan hisab dalam tahun hijrian, Muhammadiyah selalu berpatokan pada hilal di atas 0 derejat, artinya sudah menandakan (hilal sudah wujud).

Kenapa Muhammadiyah dalam hisab tidak menunggu hilal sampai 2 derjat di atas ufuk --bertemu kaki langit, atau garis herizontal di permukaan laut--, terkait pada posisi itu bulan sudah ada, tetapi belum bisa dilihat dengan alat maupun mata telanjang.

Apalagi, denan situasi geografis wilayah Indonesia dan ditambah dengan cuaca buruk, sehingga untuk ru`ya akan dihadapkan kesulitan.

Oleh karena itu, kata Firdaus, dalam Al-quran Surat Yunus sudah ditegaskan Allah SWT, agar menyuruh untuk melaksanakan dengan efektif, maka Muhammadiyah menjalankan dengan cara yang efektif tersebut.

Jadi, pada 6 November 2010 pada waktu Maqrib sudah masuk malam pertama Dzulhijjah atau hilal sudah di atas 0 derajat sehingga sudah dianggap positif.

"Pada ahad atau 7 November 2010 sudah jatuh hari pertama Dzulhijjah, karenanya wukuf di Arafah tepatnya pada 15 November mendatang," katanya.(*)
(T.KR-SA/M027/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010