Cancun-Meksiko (ANTARA News) - Presiden Bank Dunia Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengharapkan adanya kesepakatan mengenai REDD plus di KTT ke-16 Perubahan Iklim di Cancun Meksiko.

"Kita sangat perlu KTT di Cancun menghasilkan kesepakatan mengenai REDD. Mari kita buat kesepakatan dengan REDD," saat berbicara dalam `side event" KTT Iklim dengan tema "Advancing REDD plus: New Pathways and Partnerships" di Cancun, Meksiko, Rabu.

Zoellick melihat isu REDD plus mendapatkan dukungan yang luas dan memberi kesempatan kepada negara-negara untuk mengurangi emisi karbondioksidanya.

"Kita sadari bahwa REDD plus tidak ada artinya bila tidak memberi manfaat bagi masyarakat adat dan masyarakat sekitar hutan," katanya.

Dia melihat sudah ada negara yang bekerjasama dalam REDD yaitu negara pendonor dana seperti Norwegia dan negara penerima seperti Brazil, Indonesia dan Kongo.

Oleh karena itu perlu dibuat mekanisme pembiayaan REDD plus.

Senada dengan Zoellick, Ketua Satgas Persiapan Pembentukan Lembaga REDD, Kuntoro Mangkusubroto mengatakan pelaksanaan REDD harus bisa dirasakan manfaatnya dan memberi kesejahteraan untuk masyarakat adat dan masyarakat sekitar hutan.

Sedangkan tujuan pelaksanaan REDD di Indonesia untuk mengurangi emisi karbondioksida dari sektor kehutanan.

Dia mengatakan kerjasama Indonesia dan Norwegia dalam sektor kehutanan merupakan kerjasama setara dan sebagai mitra.

Sementara itu Deputi Utusan Khusus Amerika untuk Perubahan Iklim, Jonathan Pershing mengatakan Amerika telah menganggarkan 1,7 triliun dolar Amerika untuk pembiayaan jalur cepat ke negara-negara berkembang pada 2010.

Sedangkan Pendiri Open Society Foundation, George Soros mengemukakan tentang pentingnya hutan gambut di Indonesia sebagai tempat penyimpan karbon di muka bumi.

Soros mengatakan bila pohon-pohon di hutan gambut ditebang, maka tanah akan kering dan mengakibatkan karbon teremisi, juga rawan terjadi kebakaran hutan, dimana asapnya mengganggu baik di tempat kebakaran maupun ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

"Itu mengapa Indonesia menjadi emiter karbon terbesar ketiga setelah China dan Amerika," katanya.

Soros menyoroti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mempunyai kemitmen kuat untuk menurunkan emisi karbondioksida.

Sekjen PBB Ban Ki-Moon mengatakan saatnya tindakan nyata secara global untuk menanggulangi perubahan iklim.

"Ini membutuhkan dukungan dari anda semua, baik anda sebagai bagian dari pemerintah, maupun anda dari sektor swasta," katanya.

Dia mengatakan sekarang merupakan saatnya menyatukan kekuatan bersama untuk mencegah kerusakan alam lebih lanjut.

Acara membahas REDD plus tersebut diselenggarakan oleh Avoided Deforestation Partners sebagai bagian dari `side event` KTT ke-16 Perubahan Iklim.

Sedangkan pembicara antara lain Sekjen PBB, Ban Ki-moon, Presiden Meksiko Felipe Calderon, Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg, Presiden Guyaan Bharrat Jagdeo, Ketua Satgas Pembentukan Kelembagaan REDD Indonesia Kuntoro Mangkusubroto.

Juga ada Deputi Utusan Khusus Amerika untuk Perubahan Iklim Jonathan Pershing, Pendiri Open Society Foundations George Soros, Direktur Eksekutif UNEP Achim Steiner dan Presiden Bank Dunia Robert Zoellick.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010