Tasikmalaya (ANTARA News) - Perayaan pergantian tahun 2010-2011 para pecinta Domba Tangkas yang tergabung dalam Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) menggelar kontes adu domba tingkat Jawa Barat, di lapangan Pamidangan Cigorowong, Desa Sukamukti, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu hingga Minggu.

Kontes seni adu domba itu menjadi perhatian masyarakat Kabupaten Tasikmalaya, khususnya masyarakat setempat yang berdatangan ingin melihat ketangkasan domba yang ditarungkan di tengah lapangan.

Kepala Desa Sukamukti juga panitia kegiatan seni adu domba, Nandang Hilman mengatakan, kontes adu domba ketangkasan itu merupakan kegiatan rutin dalam rangka pergantian tahun baru.

Ia menjelaskan pecinta Domba Tangkas itu diikuti sekitar 300 peserta dari beberapa daerah Kabupaten se-Jawa Barat yang membawa Domba andalannya masing-masing.

"Kontes adu ketangkasan domba ini dalam rangka memperingati pergantian tahun, sekaligus menghibur masyarakat, khususnya melestarikan seni budaya kita," kata Nandang.

Kontes adu Domba ketangkasan itu, menurut Nandang merupakan salah satu seni budaya yang ada di Jawa Barat yang memiliki makna sehingga harus dilestarikan dan menjadi sebuah hiburan rakyat.

Penilaian kontes itu, kata Nandang dinilai tim juri dari ketangkasan domba, cara beradunya serta berat badan, postur tubuh domba. Bahkan kualitas Domba, pernafasan dan ketahanan domba.

"Dengan penilaian itu, diharapkan membuat harga ternak Domba menjadi mahal, dan ini menjadi kebanggaan buat pemilik Domba," kata Nandang.

Sementara itu ratusan Domba yang dihiasi berbagai aksesoris agar tampak menarik dibariskan diseputar lokasi arena adu domba. Bahkan para pemilik Domba menggunakan baju serba hitam dan ikat kepala.

Dengan diiringi musik pencak setiap pasangan Domba berlaga di arena, namun menjaga keamanan fisik Domba tersebut wasit menghitung benturan adu kepala Domba sebanyak 20 kali.

Bahkan sebelum hitungan akhir 20 kali benturan, ada salah satu Domba peserta dari Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya menjadi korban leher patah sehingga oleh pemiliknya terpaksa harus disembelih.

Penonton kontes Domba ketangkasan itu selain dihadiri laki-laki juga oleh perempuan ikut menonton selama pelaksanaan adu Domba yang sesekali berteriak ketika kepala Domba beradu diiringi alunan musik pencak silat.(*)
(ANT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011