Palembang (ANTARA News) - Tim Forensik Rumah Sakit Umum Pusat M Hoesin Palembang, Sumatera Selatan belum dapat mengetahui secara pasti penyebab kematian Arsep Pajario (41), wartawan Harian Umum Sriwijaya Pos yang kedapatan tewas di rumahnya, Jumat siang.

Binsar Silalahi, dokter forensik RSUP Mochamad Hoesin saat ditemui usai melakukan otopsi atas jasad Arsep tersebut, di Palembang, Jumat, mengatakan kejelasan penyebab kematian almarhum belum diketahui.

"Namun hasil otopsi yang kami lakukan, ditemukan ada organ tubuh yang disebut limpa atau splin berada di rongga perut atau di bawah lambung berfungsi sebagai pembentuk darah yang pecah," ujar dia lagi.

Menurut dia, pecahnya organ tubuh tersebut bisa saja karena dipukul.

Akan tetapi pihaknya tidak menemukan ada bekas pukulan pada tubuh korban yang sudah membengkak, karena mayat diduga telah meninggal tiga hari yang lalu, kata Binsar lagi.

"Saya juga sulit untuk memastikan penyebab kematian, mengingat hasil otopsi yang kami lakukan tidak menemukan satu pun bukti dari kekerasan pada tubuh korban," ujar dia pula.

Apdan (51), kakak ipar almarhum yang ditemui di ruang tunggu saat otopsi mengatakan, kalau adiknya selama ini diketahui tidak memiliki musuh.

Sejauh yang dia tahu, adiknya tersebut mmemiliki kepribadian yang baik terhadap keluarga dan orang lain.

"Tetapi saya tidak mau mengandai-andai, kami serahkan semua kepada pihak yang berwajib dalam hal ini aparat kepolisian. Tapi selama ini, bila ada masalah biasanya dia cerita sama saya," kata dia.

Ia menyatakan pula, jasad adiknya tersebut setelah diotopsi akan segera dibawa ke kampung halamannya di Desa Pagar Gunung, Kecamatan Beringin, Kabupaten Muaraenim, Sumsel untuk dikebumikan di pemakaman keluarga di sana.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang, Imron Supriyadi menuturkan, kejadian meninggal salah seorang wartawan media lokal yang terkenal di daerah itu, hingga saat ini indikasinya merupakan kriminal murni.

Diketahui barang-barang berharga milik korban berupa uang, HP, laptop, dan kamera beserta perlengkapan lain yang biasa digunakan untuk peliputan telah hilang.

"Kami belum bisa berbuat apa-apa sambil menunggu hasil dari temuan pasti penyebab kematian almarhum Arsep tersebut," ujar Imron, seraya mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya almarhum itu.

Pemimpin Redaksi Harian Umum Sriwijaya Post, Hadi Prayogo juga menyatakan, pihaknya menyerahkan penanganan kasus kematian salah satu wartawannya itu kepada kepolisian setempat.

Menurut Hadi yang ikut mendampingi keluarga saat jasad Arsep dibawa ke RS M Hoesin Palembang, sampai saat ini diduga penyebab kematiannya adalah karena persoalan kriminal pribadi yang belum terindikasi terkait dengan pemberitaan yang dibuat.

"Mudah-mudahan motif dan pelaku penyebab kematian wartawan di kantor kami ini segera diungkap dan diketahui oleh pihak kepolisian," ujar Hadi lagi.(*)
(ANT-146/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010