Pantauan ANTARA, Kamis, pada lokasi bukit yang mengalami keretakan itu juga terdapat lima titik longsor dengan ketinggian dan lebar mencapai ratusan meter.
"Bukit yang mengalami keretakan membentang dari Dusun Tegurwangi hingga Dusun Talang Ayiksalak, Kelurahan Ujanmas, Kecamatan Pagaralam Utara dengan panjang sekitar 4 kilometer atau 4.000 meter dan lebar sekitar 30 sentimeter," kata Syahril, warga setempat.
Menurut dia, bukan hanya terjadi keretakan, bahkan sebagian tebing atau perbukitan sudah mengalami longsor cukup besar sehingga merusak puluhan ribu batang kopi.
"Kalau bukit yang retak ini longsor semuanya bukan tidak mungkin akan dapat menimbun ratusan ribu batang kopi dan Sungai Selangis yang posisinya tepat berada di bawah perbukitan tersebut," ujar dia.
Warga setempat lainnya, Apan, membenarkan banyak kebun warga setempat yang mengalami kerusakan cukup parah akibat longsor dan retak tersebut, di antaranya kebun milik Kaman, Asum, dan Ramidi, warga Kelurahan Agung Lawangan, selain itu juga kebun milik Safri, Yando, Mir, warga Kelurahan Jangkarmas, Kecamatan Dempo Utara.
Memasuki musim hujan bukan hanya mempengaruhi kondisi alam daerah ini, tapi juga bisa menimbulkan banyak terjadi bencana longsor terutama di kawasan perbukitan mulai dari Dusun Bumiagung hingga Dusun Jambatakar, Kecamatan Dempo Utara, kata dia pula.
"Cukup besar dampak yang ditimbulkan akibat terjadi bencana longsor, bukan hanya merusak puluhan hektare lahan perkebunan, bahkan bencana ini bisa bertambah luas karena curah hujan cukup tinggi," ujar dia.
Kepala Badan Pengendalian Bencana Daerah Pagaralam, Edy Thamrin, mengatakan pemkot setempat akan melakukan pendataan terhadap daerah longsor, termasuk kerugian yang ditimbulkan untuk dilakukan langkah pengendalian.
"Kami masih harus melakukan pendataan berapa jumlah korban dan kebun kopi yang mengalami kerusakan parah akibat tertimbun longsor itu, termasuk mencarikan solusi untuk mencegah dampak lebih besar atas keretakan kawasan Bukit Kayu Manis masih masuk kawasan Bukit Barisan tersebut," ujar dia pula. (U005*B014/033/M033/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
