Zawiyah, Libya (ANTARA News) - Pasukan yang setia pada pemimpin Libya Muamar Gaddafi Jumat merayakan kemenangan di kota Zawiyah, dekat ibu kota Tripoli, yang selama dua pekan telah menjadi markas perlawanan pemberontak terhadap rezim Libya.

Di Lapangan Martir, pusat bentrokan, 200-300 pendukung setia menyatakan cinta mereka pada Gaddafi, melambaikan fotonya dan bendera hijau rezimnya ketika sejumlah wartawan asing tiba dalam kunjungan yang diorganisir oleh pemerintah, demikian AFP melaporkan.

Sedikit saja jendela yang masih utuh dan tembakan telah membuka semua dinding, tapi entah bagaimana menara (masjid) itu tetap utuh.

Hotel yang menjadi markas besar pemberontak juga porak-poranda.

"Orang-orang jahat telah melarikan diri. Masih ada 35 atau 40 dari mereka kemarin (Kamis) dengan Kalashnikov dan senjata kaliber lebih tinggi, tapi kami telah melucuti senjata mereka," tutur Walid, yang mengaku sebagai mahasiswa yang dengan suka rela berperang melawan pemberontak.

"Kami tidak dapat tinggal di sini tanpa Gaddafi. Ia adalah rajanya raja seluruh Afrika, tidak hanya di Libya," kata Walid, yang memikul senjata mesin di bahunya.

Semua tentara di sekitarnya menari di atas kendaraan dan melambaikan senjata di udara ketika sebuah bus yang disewa pemerintah mendekat, penuh dengan wartawan internasional yang dikawal mengelilingi medan pertempuran.

"Saya cinta Gaddafi," salah satu dari mereka berteriak saat bus datang mendekat.

Zawiyah, kota asrama 40 kilometer di barat Tripoli, direbut kembali oleh pasukan yang setia pada Gaddafi pada Rabu malam, menurut beberapa pejabat dan warga setempat.

"Menurut korban awal, 14 orang, dari kedua belah pihak, telah tewas (di Zawiyah)," Wakil Menteri Luar Negeri Libya Khaled Kaaim mengatakan pada konferensi pers di Tripoli, Jumat.

"Kita akan mengetahui lagi mengenai jumlah orang yang tewas dan mereka yang ditangkap dalam beberapa hari mendatang," ia menambahkan.

Seorang saksi pertempuran mengatakan pada AFP bahwa pertempuran sengit telah berlangsung di Zawiyah pada pekan lalu, beberapa bahkan membicarakan mengenai "pembunuhan besar-besaran", sementara yang lain mengatakan bahwa sejumlah orang telah ditangkap sejak para pendukung setia Gaddafi merebut kembali kota itu.

Zawiya, yang menampung 250.000 penduduk, sebagian besar telah ditinggalkan (penghuninya) Jumat. Toko-toko tutup dan banyak daun penutup jendela dari besi dihantam oleh tembakan senjata dan ledakan.

Pertanda perbedaan pendapat masih tampak meskipun ada upaya oleh pemerintah untuk menghapusnya dengan membasuh dinding dan mengurangi sketsa grafiti yang terbaca seperti "Jatuhkan rezim ini" masih dapat dilihat.

Sebuah kuburan sementara di Lapangan Martir di kota itu, tempat pemberontak memakamkan korban tewas mereka, telah dilumatkan oleh tank. (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011