Bogor (ANTARA News) - Dua unit mesin pembuat batako disumbangkan oleh Institut Pertanian Bogor bagi korban bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Sumbangan dua mesin pembuat batako itu diserahkan melalui kegiatan `IPB Peduli Bencana`," kata juru bicara Institut Pertanian Bogor (IPB) Ir Henny Windarti, MSc, Selasa.

Ia mengatakan bantuan tersebut diberikan setelah warga sekitar Merapi menyampaikan kebutuhannya itu saat Kepala Pusat Studi Bencana IPB Dr Ir Euis Sunarti berkunjung ke Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, untuk mengonfirmasi bentuk bantuan yang lebih diperlukan oleh masyarakat korban bencana setempat.

Menurut dia, keinginan tersebut langsung ditanggapi IPB, dalam hal ini Pusat Studi Bencana Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPMM), dengan memberikan bantuan berupa dua unit mesin pembuat batako di dua lokasi, yaitu Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, dan Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Mengutip keterangan Kepala Desa Jumoyo Sungkono, bencana letusan Gunung Merapi di penghujung 2010 telah menyebabkan kerugian bagi penduduk sekitar.

Selain kerusakan akibat terjangan awan panas, kini warga sekitar Merapi harus selalu siaga terhadap ancaman banjir lahar dingin yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Namun, di balik bencana itu, warga sekitar Gunung Merapi mendapatkan "berkah" dengan banyaknya pasir yang terbawa saat letusan maupun ketika banjir lahar dingin.

"Sayangnya, potensi tersebut belum bisa dimanfaatkan secara optimal oleh warga di sekitar Gunung Merapi karena keterbatasan sarana yang mereka miliki," katanya.

Sungkono mengatakan pasir yang sangat banyak di wilayah setempat belum dimanfaatkan optimal oleh warga. "Oleh karena itu, saat ditawari bantuan dari IPB, kami mengusulkan untuk diberi bantuan berupa mesin pembuat batako," katanya.

Desa Jumoyo merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, yang terkena dampak paling parah akibat bencana letusan dan banjir lahar dingin Merapi.

Menurut Henny Windarti, bantuan tersebut diserahkan pada 20 Februari 2011, dan diterima langsung oleh camat dan kepala desa di masing-masing lokasi.

Ia menambahkan, sebelum diserahkan, mesin pembuat batako ini diujicobakan di sebuah bengkel di Laladon, Bogor. Setiap satu unit alat pres pembuat batako itu dapat menghasilkan 2.000 batako per hari.

Warga dapat membuat batako berkualitas sesuai kemampuan

ekonominya. Semakin banyak campuran semennya, maka semakin kuat

batako yang dihasilkan.

Namun, jika terkendala biaya, warga bisa membuat batako dengan campuran tanah dan sedikit semen. "Semua tergantung dari kemampuan warga untuk membeli semen, bahan bakar solar untuk diesel, dan tenaga pengaduk adonan bahan baku batako," kata Agus.

Sementara itu, Camat Cangkringan, Kabupaten Sleman, Saiful Bahri mengatakan bantuan dari "IPB Peduli" itu sangat membantu warga Cangkringan khsususnya warga Desa Kepuharjo untuk kembali membangun rumah mereka.

Di wilayah setempat terdapat 2.587 rumah yang rusak akibat bencana Merapi, dan warga membutuhkan batako untuk kembali membangun rumah mereka. "Sehingga, adanya bantuan berupa mesin pembuat batako ini sangat tepat," katanya.(*)

(T.A035/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011