Jakarta (ANTARA News) - Markas Besar (Mabes) TNI menegaskan, tindakan aparat TNI dalam menyikapi aksi unjuk rasa warga Desa Sestrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, sudah sesuai prosedur.

Juru Bicara TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul di Jakarta, Minggu, mengatakan, prajurit Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) sudah memindahkan area latihan menembak ke Desa Ambal ke daerah Lumajang, Jawa Timur.

"Jadi, tidak ada lagi latihan menembak di desa yang disengketakan, namun karena kurangnya komunikasi, maka warga setempat tetap berunjuk rasa secara anarkis dengan memblokade jalan menuju Dislitbangad," kata Iskandar.

Bahkan, lanjut dia, warga merobohkan gapura dan antena pemancar milik Dislitbangad.

Menghadapi aksi tersebut, prajurit TNI-AD masih tetap berupaya menenangkan massa secara persuasif, namun tetap tidak diindahkan oleh massa.

"Melihat situasi protes yang semakin anarkis dan membahayakan prajurit serta keamanan Markas Dislitbangad, maka prajurit TNI AD mengambil langkah sesuai prosedur yaitu memberikan tembakan peringatan ke atas, namun tetap tidak dihiraukan," katanya.

Bahkan, massa secara brutal menyerang aparat TNI AD, sehingga akhirnya terjadilah insiden bentrok yang mengakibatkan korban di kedua belah pihak.

Ia menuturkan, lahan yang digunakan Dislitbangad tersebut sudah dikelola TNI AD sejak zaman peninggalan Belanda dan sejak 1949 sudah dijadikan tempat latihan menembak.

Tetapi, karena latihan menembak itu tidak setiap saat dilaksanakan, maka TNI AD memperbolehkan warga menanam palawija dan tanaman lainnya di lahan itu.

Namun kemudian secara turun temurun, mereka menganggap lahan itu milik mereka

"Sebaliknya, TNI AD merasa memiliki kewajiban untuk menjaga aset negara yang sudah digunakan selama puluhan tahun, karena itu TNI AD tetap mempertahankan lahan yang selama ini sudah digunakan bertahun-tahun," katanya.

Untuk menuntaskan insiden itu dan agar tidak terjadi lagi, tim investigasi Mabes TNI AD sudah diturunkan ke lokasi kejadian.

Bentrokan antara warga yang sebagian besar petani dan aparat TNI itu mengakibatkan 13 petani luka berat dan empat lainnya tertembak.(*)
(T.R018/E011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011