Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengerahkan 150 petugas dan 182 armada bus untuk membantu pemulangan ribuan WNI/TKI ke daerah asal masing-masing dari Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta, Rabu (4/5) pagi.

"Kami siap mengantar mereka sampai diterima ke keluarga masing-masing," kata Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat di Jakarta, Selasa, seusai memimpin rapat terakhir penyambutan pemulangan ribuan WNI/TKI "overstayers" atau pelanggar batas izin tinggal dari Jeddah, Arab Saudi.

Sebanyak 2.349 WNI/TKI pelanggar batas izin tinggal (overstayers) dipulangkan oleh pemerinth pada tahap VII dengan kapal Labobar milik PT Pelni dari Pelabuhan Jeddah, Arab Saudi, pada Jumat (22/4) malam waktu setempat atau Sabtu (23/4) dinihari WIB.

Sebelumnya, pemerintah telah memulangkan 2.073 WNI/TKI "overstayers" melalui enam tahap sejak 14 Februari hingga 19 Maret lalu dengan pesawat Garuda.

Dari 2.349 WNI/TKI itu semula terdiri atas 2.163 WNI/TKI "overstayers" dewasa (2.132 perempuan, termasuk 122 perempuan hamil, dan 31 laki-laki), 93 anak, dan 93 balita.

Dalam perkembangan terakhir hingga Selasa pagi, jumlah mereka menjadi 2.352 orang setelah dalam perjalanan empat bayi lahir dan seorang TKI perempuan meninggal dunia karena sakit.

Dalam rapat tersebut, Jumhur mendapat laporan dari Deputi Perlindungan BNP2TKI Lisna Yoeliani Poeloengan bahwa kapal Labobar dengan rombongan yang dikepalai oleh Kolonel Nugroho Mujiyanto dari Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berlabuh di Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta pada Rabu (4/5) sekitar pukul 06.00 WIB.

Prosesi penyambutan, katanya, akan berlangsung sederhana yang dimulai serah terima para WNI/TKI tersebut pada pukul 07.45 WIB di atas kapal.

Pada pukul 08.00 WIB penumpang siap-siap turun dimulai dengan jenazah WNI/TKI eks umroh bernama Musrifah Binti Ahmad (50) asal Desa Sungai Bakau Besar Darat RT 11 RW 06, Kecamatan Sungai Ponyo, Pontianak, Kalimantan Barat meninggal di kapal pada Sabtu (30/4) akibat sakit.

Jenazah Musrifah akan diterbangkan ke Pontianak dan pihak keluarga Musrifah melalui kakak kandungnya, Rawi, juga telah dihubungi BNP2TKI sekaligus akan menjemput jenazah Musrifah di Bandara Supadio, Pontianak.

Setelah itu penumpang yang diturunkan bayi, anak dan ibunya dan bapaknya, perempuan hamil dan penumpang yang sakit, penumpang yang akan dipulangkan dengan pesawat, lalu penumpang dari Jawa Barat dan seterusnya dari provinsi lain.

Dari 2.163 WNI/TKI dewasa yang dipulangkan itu tercatat 1.888 orang merupakan TKI yang dikirimkan ke Arab Saudi melalui PPTKIS (Pelaksana Penempatan TKI Swasta) dan 275 orang melalui visa umrah.

Dari 2.163 orang itu terbanyak berasal dari Jabar yakni 1.136, lalu dari Jatim 332 orang, Jateng 209 orang, NTB 163 orang, Banten 137 orang, Kalsel 49 orang, Lampung 35 orang, dan Kalbar 27 orang.

Selain itu, WNI/TKI dari Sulsel 25 orang, DKI Jakarta 13 orang, NTT 10 orang, Sulteng delapan orang, Sumsel 6 orang, Kalteng dan Sultra masing-masing empat orang, Maluku dan Sulbar masing-masing dua orang, dan dari Jambi satu orang.

Jumhur menyebutkan para WNI/TKI yang berasal dari berbagai provinsi di Jawa, NTB, dan Lampung akan dipulangkan oleh BNP2TKI hingga ke rumah masing-masing dengan menggunakan bus sedangkan di luar daerah itu dengan menggunakan pesawat.

BNP2TKI, katanya, juga mempersilakan pihak keluarga menjemput langsung ke Pelabuhan Tanjungpriok dan hingga rapat selesai sudah ada permintaan dari 25 WNI/TKI yang minta dijemput oleh keluarga.

Selain itu terdapat 120 WNI/TKI yang akan pulang ke daerah asal dengan pesawat setelah dari Pelabuhan Tanjungpriok(*).
(T.B009/A025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011