Kami menginginkan PI sebesar 100 persen karena negara sudah pasti dapat Rp2 triliun, tapi kalau 60 persen saja negara cuma dapat 500 juta dolar AS,"
Surabaya (ANTARA News) - Ratusan karyawan PT Pertamina menggelar aksi keprihatinan sebagai bentuk protes atas pengeloaan blok migas "West Madura Offshore" oleh pihak asing, Kamis.

Aksi tersebut berlangsung di depan pintu masuk kantor PT Pertamina Unit Pemasaran V, Jalan Jagir Wonokromo Nomor 88, Surabaya.

"Kami kecewa terhadap BP-Migas (Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi) yang meragukan kemampuan kami dalam mengelola WMO," kata Ketua Serikat Pekerja Pertamina 10 Nopember, Kriswatiningsih.

Ia menganggap pembagian hak partisipasi (participating interest/PI) sebesar 50-60 persen kepada Pertamina tidak ada artinya bagi negara karena pihak asing masih mendapatkan porsi terbesar.

"Kami menginginkan PI sebesar 100 persen karena negara sudah pasti dapat Rp2 triliun, tapi kalau 60 persen saja negara cuma dapat 500 juta dolar AS," katanya.

Dalam kontrak sebelumnya, Pertamina mendapatkan jatah PI sebesar 50 persen, sedangkan 50 persen sisanya terbagi untuk Kodeco dan CNOOC.

Kontrak pengelolaan blok WMO tersebut berakhir pada 7 Mei 2011. Namun beberapa hari sebelumnya pemerintah sudah mengeluarkan keputusan Pertamina mendapatkan PI sebesar 60 persen.

Sementara itu, 40 persen lainnya menjadi milik Kodeco Energy Ltd, CNOOC, Sinergindo, dan Pure Link Investment. Namun hingga 31 Desember 2013, Kodeco mengendalikan eksplorasi blok tersebut. Blok migas WMO mampu menghasilkan 30 ribu barel minyak per hari.

"Ini jelas tidak menguntungkan bagi negara, apalagi masyarakat Jawa Timur, khususnya yang tinggal di Madura," kata Kriswatiningsih.

Pihaknya siap mengerahkan anggota SP 10 Nopember Pertamina yang tersebar di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tengara ke Jakarta untuk memprotes kebijakan pemerintah pusat.

"Saat ini kami tinggal menunggu komando dari SP pusat untuk menyampaikan tuntutan itu kepada BP-Migas," katanya.

Aksi para karyawan tersebut mendapatkan dukungan dari pihak manajemen. "Pertamina pasti bisa mengelola WMO untuk kepentingan negara," katanya

(M038/M008)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011