Brussels (ANTARA News) - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Kamis membantah laporan-laporan media bahwa satu serangan udaranya merusak kedutaan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK/Korea Utara) di Tripoli, Libya.

"Telah diduga bahwa NATO menyerang kedutaan, ini tidak benar. Bahkan, kedutaan tersebut terletak sekitar 500 meter dari target yang kami serang," kata persekutuan itu dalam sebuah pernyataan.

Menurut pernyataan, NATO menyerang sebuah komando dan kendali kompleks bunker di pusat kota Tripoli pada malam sebelumnya.

"Meskipun kami menyadari laporan media bahwa ada kerusakan pada kedutaan Korea Utara, kami tidak memiliki pengetahuan tentang kemungkinan kerusakan gedung itu," katanya.

"Serangan-serangan kami tepat dan sementara kemungkinan kerusakan akan selalu ada, kami bersusah payah mengurangi kemungkinan seperti itu," katanya.

Dari Tripoli, televisi pemerintah Libya mengatakan pada Kamis bahwa serangan udara NATO merusak kedutaan DPRK di ibu kota Libya, Tripoli, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.

Pada Kamis pagi, TV memperlihatkan tayangan pemimpin Libya Muammar Gaddafi --yang diperangi-- saat pertemuan dengan para pemimpin suku.

Itu adalah penampilan pertama Gaddafi sejak serangan NATO menghantam kompleks kediamannya pada 30 April, yang membunuh salah seorang putranya, Saif al-Arab.

Penampilan televisi pendek Gaddafi bertujuan untuk membantah rumor tentang nasib pemimpin Libya itu.

Pada Maret lalu, Korea Utara mengeluarkan pernyataan yang sangat mengecam serangan militer yang dipimpin Barat melawan Libya dan menuntut segera diakhirinya agresi itu, kantor berita resmi KCNA.

Seorang jurubicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan serangan itu adalah "intervensi bersenjata sembarangan" yang dilakukan oleh NATO terhadap urusan internal Libya, menurut KCNA, Xinhua melaporkan.

(H-AK/C003)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011