Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Fauzi Bowo, meminta seluruh warga Jakarta tetap tenang dan tidak panik dalam menanggapi isu tentang bakal adanya gempa sebesar 8 Skala Richter yang melanda Jakarta dan sekitarnya.

"Saya minta masyarakat jangan panik dan gelisah. Isu gempa ini harus disikapi dengan bijaksana," kata Fauzi Bowo di Balaikota DKI Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan berdasarkan data-data akurat dan ilmiah terbaru yang disampaikan Tim Revisi Peta Gempa Nasional (RPGN) menjelaskan kota Jakarta dinilai relatif aman dari guncangan gempa.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri akan berupaya maksimal untuk menyiapkan infrastruktur Ibukota beserta kesiapan warganya untuk menghadapi segala dampak yang kemungkinan bisa timbul akibat kejadian bencana gempa bumi.

Saat ini Pemprov DKI Jakarta bersama Tim RPGN sedang menyiapkan peta mikrozonasi gempa khusus untuk kota Jakarta, guna mengetahui tingkat kerawanan setiap wilayah di Ibukota sebagai langkah mitigasi terhadap bahaya gempa.

Sementara itu, Ketua Tim RPGN, Profesor Masyhur Irsyam, menyatakan, dilihat dari sejarah kegempaan di tanah air, Jakarta relatif aman sebagai pusat gempa.

Akan tetapi Jakarta masih akan terpengaruh kejadian gempa yang epicentrumnya berada di wilayah-wilayah sekitarnya.

Dia menjelaskan, setidaknya terdapat 10 lokasi yang selama ini menjadi pusat gempa yang akan mempengaruhi Jakarta yakni Subduksi Sumatera, Subduksi Jawa, Sesar Sunda, Sesar Semangko, Sesar Sukabumi, Sesar Baribis, Sesar Lembang, Sesar Pati, Sesar Bumi Ayu, dan Sesar Yogya/Opak.

"Sampai saat ini belum ada bukti otentik adanya sesar atau pusat gempa di Jakarta," katanya.

Masyhur mengatakan, saat ini perencanaan peraturan bangunan tahan gempa Indonesia lewat Standar Nasional Indonesia (SNI) telah diperbarui dengan mengacu pada "International Building Code" (IBC) seperti yang dipergunakan Amerika Serikat.

Peraturan bangunan tahan gempa yang baru, katanya, menggunakan perhitungan gempa dengan kala ulang 2.500 tahun. Sebelumnya, Indonesia memakai SNI 2002 yang menggunakan perhitungan gempa dengan kala ulang 200 tahun.

Sedangkan, Kepala Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan (P2B) Provinsi DKI Jakarta, Hari Sasongko, menjamin, bangunan-bangunan tinggi di atas delapan lantai yang ada di Jakarta sudah aman dari gempa lebih dari 8 Skala Richter.
(T.N006)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011