Yogyakarta (ANTARA News) - Manajemen pembinaan teritorial dari setiap pemerintah daerah diperlukan untuk mengantisipasi terorisme, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Hal itu penting karena budaya masyarakat Indonesia yang sangat terbuka. Oleh karena itu, untuk melindungi masyarakat dari ancaman terorisme yang merambah ke daerah-daerah perlu manajemen pembinaan teritorial," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, dalam konteks itu pemerintah daerah bisa mengambil inisiatif untuk manajemen pembinaan teritorial. Dalam manajemen tersebut tidak hanya membicarakan masalah ketertiban dan keamanan, tetapi juga strategi kebudayaan.

"Terorisme merupakan permasalahan yang tidak mudah untuk dihapuskan. Namun demikian, salah satu pendekatan yang bisa dilakukan untuk mencegahnya berkembang lebih besar adalah dengan menggunakan strategi kebudayaan," katanya.

Ia mengatakan, terorisme itu memang sesuatu yang belum tentu mudah untuk terhapus, tetapi untuk mengatasinya perlu strategi kebudayaan yang seharusnya bisa dilaksanakan pemerintah dengan baik.

Upaya tersebut, menurut dia, di antaranya dapat dilakukan dengan konsolidasi, komunikasi, dan sosialisasi mengenai budaya karakteristik Indonesia dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Dengan strategi tersebut dalam menghadapi perbedaan yang ada bisa didesain dengan lebih memperkuat eksistensi masyarakat dan bangsa," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011