Bogor (ANTARA News) -  Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, sangat merindukan sang istri dan masih merasa berat  ditinggalkan meski sudah  satu tahun Hasri Ainun Habibie berpulang.

"Sangat rindu, satu tahun berlalu saya masih berat rasanya," kata Habibie usai menghadiri acara mengenang  Ainun Habibie di gedung Bank Mata Kota Bogor, Sabtu.

Habibie mengatakan pada  Februari 2010, ia bersama istri meresmikan gedung Bank Mata Bogor.

"Satu tahun lalu saya di sini bersama dia (Ainun-red) kita sama-sama hadir meresmikan gedung ini, yang sekarang diberi nama sesuai dengan nama istri saya," kata Habibie.

Habibie mengatakan, kenangan tersebut masih sangat membekas, pada saat dirinya mengelilingi gedung untuk melihat operasi katarak yang digelar bersamaan dengan acara tersebut.

Habibie menyebutkan, hal yang paling ia ingat sebelum wafatnya Ainun, istrinya masih aktif mengurus Bank Mata.

"Pada 23 Maret 2010 kami berangkat ke Jerman untuk berobat karena beliau diketahui terkena kanker, tiga hari sebelum keberangkatan itu, malam harinya masih memimpin rapat di PPMTI Bank Mata Pusat," katanya.

Habibie juga menceritakan, saat sakit istrinya ingin tetap tinggal di Indonesia untuk bisa mengurus Bank Mata. Namun, karena penyakitnya yang sangat parah, pihak keluarga meyakinkan agar di rawat di Jerman.

Ainun bersedia untuk dirawat di Jerman tapi dengan  syarat dirinya pada bulan  Desember ingin berada di Indonesia untuk menghadiri pertemuan dokter mata.

"Dia bertanya kepada saya, apa saya bersedia menepati janjinya, saya bilang iya. Dan dia mau berangkat ke Jerman," kenang Habibie.

Habibie pun berjanji akan terus melanjutkan perjuangan Ainun agar masalah kebutaan di Indonesia bisa teratasi. Habibie juga meminta semua pihak yang pernah mengenal Ainum untu memaafkan segala salah yang ada.

"Saya juga meminta doa dari para pasien-pasien agar Insya Allah perjuangnya bisa terus kita lanjutkan," kata Habibie.

Dalam acara mengenai satu tahun wafatnya Ainun Habibie tepatnya 22 Mei diisi dengan berbagai kegiatan diantaranya doa bersama, operasi katarak bagi 300 orang, dan pembagian bantuan kepada Bank Mata Kota Bogor, serta pemberian wasiat Ainun Habibie berupa 20 set peralatan bedah katarak kepada Seksi Penanggulangan Buta Katarak PERMADI.

"Ini adalah wasiat ibu saya, peralatan bedah katarak sebagai upaya untuk pengentasan kebutaan di daerah terpencil," kata Thareq Habibie putra Ainun Habibie.

Hasri Ainun Habibie adalah Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetera Indonesia/ Bank Mata Indonesia pada periode 2006-2010.
(KR-LR/M027)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011