Madrid (ANTARA News) - Demonstran anti krisis Spanyol menolak mentah-mentah disandingkan dengan revolusi Arab (Arab Spring), sebaliknya mereka mengklaim menggunakan senjata yang sama, yaitu jejaring sosial online.

Dikenal sebagai "pemarah", atau "M-15" yang mengambil tanggal awal gerakan demonstrasi itu, para aktivis memulai demonstrasi pada 15 Mei dengan beberapa ratus orang berkemah di Madrid untuk mengutuk partai Spanyol sebagai biang keladi krisis ekonomi.

Kini, kendadi yang berkemah di tenda-tenda plastik di lapangan Puerta del Sol di Madrid, mereka mengklaim didukung hampir 150.000 teman mereka di Facebook.

Kenyataannya, jejaring sosial berada di jantung operasi logistik yang terorganisir.

Seorang aktivis, penerjemah berusia 28 tahun yang menyebut dirinya Zulo, mendedikasikan satu laman Facebook berjudul "Revolusi Spanyol."

Disambungkan oleh antena-antena wifi yang didirikan para tetangga dan pebisnis serta ditenagai panel surya, selusin laptop memenuhi stand komunikasi dari perkemahan itu.

Tak peduli apakah ini membutuhkan pasokan, memberikan saran manakala digaruk polisi atau terhubung ke pusat-pusat demonstrasi di kota-kota lain di seluruh Spanyol, tak pelak lagi jejaring sosial adalah "alat penting bagi kami", kata Zulo.

"Awalnya kami tertegun, kami kewalahan oleh skala mobilisasi di Internet, kami menerima pesan dukungan yang begitu banyak," kata Zulo, dengan rambut gimbalnya.

Pada hari-hari pertama setelah menciptakan laman Revolusi Spanyol pada Facebook - https: / / www.facebook.com / SpanishRevolution - setiap jam seribu akun didaftarkan di akun Facebook itu. Sekarang akun itu mencapai lebih dari 146.000.

Di situs mikroblog Twitter, # acampadasol (Solperkemahan), # notenemosmedio (kami tidak takut), # nosquedamos (kita tetap bertahan) atau # spanishrevolution termasuk di antara yang paling populer di Spanyol.  Akun Twitter acampadasol memiliki lebih dari 50.000 pengikut.

Menurut Jose Feliz Tezanos, sosiolog dari Universitas UNED di Madrid, jejaring sosial memberi demonstran muda sebuah tempat bertemu yang baru.

"Ada delapan dari kita yang memperbarui akun jejaring sosial di komputer atau smartphone," kata Zulo yang mengenakan T-shirt hijau berhiaskan kata-kata "Social Networks".

"Bahkan jika Anda tidak ingin dibandingkan dengan situasi serupa di negara-negara Arab, peran jejaring sosial tetaplah mendasar, "katanya.

"Tetapi semua itu maya dan kita meminta mereka mendukung kami di Internet untuk terjun ke jalan-jalan bersama kami."

Demonstrasi berkekuatan 60 ribu orang yang sebagian besar terdiri dari anak muda di Spanyol di puncak menjelang pemilu, Minggu, mereka memprotes tingkat pengangguran yang lebih dari 22 persen, korupsi dan pemotongan anggaran kesejahteraan.

Pada 7 April ribuan orang muda menggelar unjuk rasa di Madrid dengan mengusung slogan "Pemuda tanpa masa depan." 

Tingkat pengangguran di bawah umur 25 pada Februari sudah sebesar 44,6 persen.

Dalam demonstrasi terakhir yang dimulai 15 Maret lalu, ribuan membanjiri jalan-jalan untuk memenuhi seruan Democracia Real Ya (Real Democracy Now) yang disebar melalui jejaring sosial.

Di Puerta del Sol, kekuatan demonstrasi agak menurun Rabu.

"Sekarang peran jejaring sosial membuat kita bisa terus mengirimkan pesan kita keluar, sehingga gerakan ini dapat terus dilakukan jauh di luar perkemahan Puerta del Sol," kata juru bicara, Pablo Prieto.

"Komunikasi lebih instan dan langsung daripada melalui media tradisional," katanya.

Sebuah akun baru Twitter, takethesquare, baru saja dibuat untuk mengirim pesan  "marah" di seluruh dunia. Rabu kemarin sudah ada 2.711 pengikut, dan angka ini akan terus bertambah.(*)

Adam

Penerjemah: Adam Rizallulhaq
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011