Boyolali (ANTARA News) - Seorang siswi sekolah menengah atas (SMA) Negeri 1 Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menghilang sejak sembilan hari lalu dan diduga menjadi korban doktrinisasi dan perekrutan kelompok Negara Islam Indonesia (NII).

Anaknya masih duduk di bangku kelas II tersebut bernama Sintia Muhaini (16) itu sebelum menghilang dari rumah sejak Kamis (19/5), kelakuannya berubah aneh," kata orang tua Sintia, Maryono (39), warga Gringsing, Desa Bendol, Kecamatan Nogosari, di Boyolali, Jumat.

"Anaknya hilang entah ke mana sejak Kamis (19/5) hingga sekarang belum kembali ke rumah. Dia hanya pamit pergi ke sekolah, tetapi hingga kini belum pulang. Saya kemudian melaporkan kejadian itu, ke polisi, Jumat ini," katanya.

Ia menjelaskan, anaknya selama ini tidak ada persoalan apa-apa dengan keluarganya. Dia aktivitasnya salah satunya ikut mengajar kursus di Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) di lingkungan rumah.

Namun, Sintia sebelum menghilang pergi meninggalkan rumah, dia menunjukkan gelagat yang aneh.

Menurut dia, pihak keluarga curiga terhadap anaknya yang pertama di antaranya, semua foto Sintia saat ini ikut lenyap. Hal ini, diduga dia sudah merencanakan sebelumnya.

Sintia tiga hari sebelumnya pergi atau pada Senin (16/5) berpamitan mengikuti seminar ke Manahan Solo yang diselenggarakan oleh sekolahnya. Tetapi, pihak keluarga setelah mengecek ke sekolahnya, ternyata tidak pernah mengadakan seminar.

Padahal, Sintia sepengatahuan keluarganya tidak pernah berbohong, tetapi dia saat ikut seminar hanya untuk alasan saja.

Bahkan, Sintia tiba-tiba memutuskan untuk mengenakan jilbab sekitar dua bulan ini, dan semenjak itu, dia perilakunya banyak berubah.

"Guru bimbingan konseling (BK) sekolah, sebelumnya sempat memanggil Sintia. Karena, dia bersikap berubah menjadi tertutup dan menyendiri," katanya.

Menurut dia, Sintia sempat minta dibelikan hand phone, tetapi keluarganya saat menghubungi hingga sekaranh tidak dapat. Keluarganya khawatir jika dia menjadi korban rekrutmen kelompok NII, karena peristiwanya hampir sama yang sering diberitakan di media.

Agus Ali Rosidi (44) tokoh masyarakat Nogosari, pihaknya berharap kepolisian segera menindaklanjuti kasus tersebut. Karena, hilangnya siswi SMA itu diduga kuat ada kaitannya dengan NII.

Menurut Kepala Polres Boyolali AKBP Romin Thaib saat dikonfirmasi membenarkan adanya kasus hilangnya anak siswi tersebut. Tetapi, pihaknya belum berani menyimpulkan keterlibatan NII dalam kasus orang hilang itu.

Kendati demikian, kepolisian saat ini sedang menyelidiki dan mendalami kasus tersebut.

(B018/S019)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011