Gianyar (ANTARA News)- Pameran tunggal bertajuk rimba senjakala seniman grafis Winarso Taufik di Bentara Budaya Bali di Jalan By Pass Ida Bagus Mantera, Ketewel, Kabupaten Gianyar, Bali, menampilkan fenomena alam yang semakin kehilangan tuahnya.

"Pohon tanpa daun merupakan salah satu inspirasi dari karya grafis dari Winarso soal alam kehilangan tuahnya," kata Hendro Wiyanto, kurator pameran pada saat pembukaan pameran rimba senjakala Winarso Taufik , Jumat malam.

Karya alam kehilangan tuahnya itu, kata Wiyanto tergambar di atas kanvas berjudul hidup diujung ranting tahun 2011.

Masih bicara soal alam, kata Wiyanto, salah satu karya yang ditampilkan dalam pameran yang dibuka oleh kurator terkenal John Coteau itu menampilkan karya berjudul karya hutan arang yang digarap tahun 2011.

Karya itu dilhami letusan hebat gunung merapi yang menimbulkan penderitaan ratusan ribu pengungsi di Jogyakarta.

"Bukan berarti jutaan ton abu vulkanik yang digambarkan Taufik melainkan sisi transendental alam yang sering dilupakan," jelasnya.

Puluhan karya Taufik lainnya yang dipajang dalam pameran tunggal itu merupakan hasil pekerjaan cetakan dengan memadukan tiga tehnik grafis.

Tiga tehnik grafis itu, kata Hendro sekaligus menghasilkan efek barik semu tertentu pada natar atau etsa, citraan gurat serta blabar yang rumit dan halus di atas kanvas.

I Made Kedol, salah seorang pelukis asal Gianyar mengaku, salut dengan karya Taufik itu yang memiliki perbedaan dengan lukisan biasa.

"Taufik menuangkan perasaannya melalui seni grafis sangat beda dengan karya lukis," kata Kedol.

Pameran untuk ketiga kalinya sejak tahun 2009 itu, menurut Kedol memberikan inpirasi tambahan bagi dirinya.(*)

(ANT-199/I006)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011