Jakarta (ANTARA News) - Tiga tokoh lintas agama dari Gerakan Pemuda (GP) Anshor, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), dan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) bersama mengimbau umat beragama di Indonesia tidak terprovokasi dengan peristiwa bom bunuh diri di GBIS Kepunten Solo pada Minggu (25/9) pukul 10.55 WIB.

"Kami himbau agar umat beragama di Indonesia tidak terprovokasi agar peristiwa ini jangan sampai merembet ke tempat lain," kata Ketua Umum GP Anshor, H. Nusron Wahid, di Jakarta, Minggu petang, dalam jumpa pers bersama dengan PGI dan KWI di Gedung GP Anshor Kramat Raya Jakarta.

Menurut dia, sangat penting aparat khususnya Detasemen Khusus (Densuns) 88 untuk memberikan edukasi kepada masyarakat termasuk penyuluhan pentingnya tanda-tanda radikalisasi agama.

Ia berpendapat, peristiwa pemboman itu tidak serta-merta terjadi, di belakang itu semua hampir pasti ada rentetan panjang peristiwa yang terjadi sebelumnya.

"Kita tidak boleh berhenti tapi harus aktif memberikan penyuluhan pentingnya ajaran agama yang benar jangan sampai terprovokasi teror yang mengatasnamakan instrumen agama," katanya.

Ia mengatakan, aparat intelejen tidak boleh memonopoli informasi tetapi harus terbuka secara transparan kepada publik.

"Sebaliknya intelejen juga harus mau terima informasi terutama yang terkena dampak kalau ada kejadian seperti ini," katanya.

Sementara itu Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI, Jeiry Sumampow, menyatakan amat prihatin atas peristiwa tersebut.

"Kami prihatin sebab kita belum mampu belajar dari pengalaman masa lalu bahwa bahasa kekerasan tidak dapat menyelesaikan persoalan," katanya.

Pihaknya menghimbau anggota jemaat di Solo dan Umat Kristen di seluruh Indonesia tetap tenang dan menyerahkan seluruh penyelesaian peristiwa kepada aparat yang berwajib.

Ia juga memintau agar pejabat negara bekerja secara profesional dalam mengungkap latar belakang peristiwa itu.

Sementara itu, Sekretaris Komisi Hubungan Antar Agama KWI, Romo Beny Susetyo, mengatakan, pihaknya akan mengadakan doa bersama lintas agama dalam jaringan kerja sama dengan Anshor dan Banser untuk mengamankan tempat ibadah.

Menurut dia, sudah lama hubungan baik tersebut terjalin dan terjadi secara alamiah.

"Kami menghimbau agar kita terus tingkatkan komunikasi, jangan takut dengan teror justru harus kita lawan," katanya.

Ia menjelaskan, umat tidak boleh tidak terganggu dengan isu-isu yang mengatasnamakan agama.

Lebih lanjut ia berpendapat, hal ke depan yang harus dilakukan adalah memperkuat ideologi bernegara termasuk membumikan Pancasila agar menjadi nilai bersama yang dijunjung tinggi.

"Agama harus menjadi inspirasi batin untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa," katanya.

(H016)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011