Malang (ANTARA News) - Ketua Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (IPD-AIPI) Mien A Rifai menyebut Indonesia akan kekurangan peneliti sains dasar jika setiap penelitian ditekankan harus menghasilkan produk.

"Masih ada faham dan pemikiran yang menilai, setiap penelitian harus menghasilkan produk, bahkan menjadi tujuan dalam penelitian terapan," kata Rifai pada seminar "Pengembangan Budaya Ilmiah Melalui Penyadaran Sains" di Malang, Sabtu.

Rifai juga mengkritik kurangnya pehamanan pengembangan sains dasar sebagai budaya yang sudah menjadi tanggung jawab negara karena hasilnya adalah sumbangan budaya bangsa untuk khasanah budaya dunia.

Ketidakpahaman ini, sebutnya, menciptakan stagnasi pengajaran dan penelitian sains dasar. 

Namun Rifai menilai ilmuwan harus menjadi pencipta lapangan kerja andal, termasuk para pengajar. "Apapun bentuk kurikulum yang diterapkan tidak akan membuat guru bingung atau susah karena guru bersangkutan memiliki kreativitas tinggi," ujarnya.

Dia memandang kurikulum tidak terlalu penting, sebaliknya yang terpenting adalah pola pengajaran dan pendidikan dari guru.

"Ilmu-ilmu dasar ini bukan untuk dihafal, tapi untuk dimengerti, dinalar dan diterapkan," katanya.

(E009/N001) 

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013