Selama ini sistem dalam Britania Raya telah berjalan dengan baik, lalu kenapa harus memecahkannya?
London (ANTARA News) - Perdana Menteri Inggris Davis Cameron mengakui pada Minggu bahwa Skotlandia telah mampu menjadi bangsa yang merdeka, namun di sisi lain memohon negara anggota persemakmuran itu tidak memisahkan diri dari Kerajaan Britania Raya.

Menjelang referendum kemerdekaan yang diperkirakan akan berlangsung tahun depan, Cameron mendesak Skotlandia untuk tidak memutus persatuan dengan Inggris yang telah terjalin sejak 306 tahun yang lalu.

"Selama ini sistem dalam Britania Raya telah berjalan dengan baik, lalu kenapa harus memecahkannya?" tulis Cameron dalam sebuah artikel yang disiarkan oleh surat kabar di Skotlandia seperti dikutip Reuters.

"Adalah hak Skotlandia untuk memutuskan apa jawaban dari pertanyaan ini. Namun jawaban itu juga merupakan persoalan bagi semua negara persemakmuran Britania Raya. Skotlandia lebih baik tetap menjadi bagian dari Inggris, dan kita semua akan menjadi lebih buruk jika memisahkan diri," kata dia.

Sebelumnya, Scottish National Party (SNP) optimis kemerdekaan Skotlandia akan dapat dicapai pada 2016 dengan slogan "Yes Scotland". Partai yang diketuai oleh Alex Salmond itu beranggapan bahwa parlemen di London tidak memperhatikan kepentingan nasional negaranya.

Pemisahan diri Skotlandia dinilai oleh beberapa kalangan dapat menciptkan masalah serius bagi negara-negara anggota persemakmuran lain.

Armada kapal selam nuklir Trident yang dipunyai oleh Britania Raya berbasis di Skotlandia dan di sisi lain pendapatan penjualan minyak di ladang Laut Utara Skotlandia juga sangat penting bagi keuangan Inggris.

Beberapa analis mengatakan bahwa jika salah satu negara anggota persemakmurannya merdeka, Inggris akan kesulitan mempertahankan pengaruhnya di badan-badan internasional seperti Dewan Keuangan PBB dan juga Uni Eropa.

SNP sendiri pada bulan ini mempublikasikan sebuah dokumen yang mengusulkan masa transisi selama 16 bulan dan menyebut bahwa Hari Kemerdekaan untuk Skotlandia dapat dicapai pada Maret 2016.

Sementara itu jajak pendapat menunjukkan bahwa dukungan untuk kemerdekaan masih belum mencapai mayoritas dengan hanya mencapai 32 persen dukungan. Sementara warga Skotlandia yang menolak pemisahan diri justru didukung oleh 47 persen suara.

Namun demikian, Cameron dan politisi lain masih khawatir.

(G005)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013