London (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyampaikan kekecewaannya kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahutentang tentang berakhirnya jeda kemanusiaan di Gaza melalui sambungan telepon pada Selasa.

Hal tersebut tertulis dalam pernyataan yang dikeluarkan Downing Street 10 -- lokasi kantor Perdana Menteri Inggris.

"Para pemimpin membahas upaya mendesak untuk memastikan semua sandera yang tersisa akan dibebaskan dengan aman dan untuk membolehkan seluruh warga negara Inggris di Gaza untuk pergi," sebut pernyataan itu.

Sunak juga memberikan informasi terbaru dari keterlibatannya baru-baru ini di Timur Tengah, dan mengulangi pernyataannya di hadapan publik pada pekan sebelumnya.

Dia menekankan pentingnya Israel memprioritaskan pelindungan warga sipil di Gaza dan berkonsentrasi pada sasaran militer.

Baca juga: Paus Fransiskus prihatin dengan berakhirnya jeda kemanusiaan di Gaza

Menekankan betapa mendesaknya kebutuhan warga sipil, Sunak memperbarui tawaran dukungan praktis dari Inggris untuk memfasilitasi pengiriman bantuan penyelamat jiwa.

"Dia menegaskan tekanan di pos perlintasan Rafah dan menekankan perlunya menjelajah rute lain ke Gaza, termasuk melalui Kerem Shalom," tegas pernyataan itu.

"Para pemimpin juga prihatin atas meningkatnya serangan militan Houthi, yang didukung Iran, dalam serangan terhadap kapal kargo komersial di Laut Merah," tambah pernyataan itu.

Israel kembali melancarkan serangan militer pada Jumat di wilayah Palestina setelah mengakhiri jeda kemanusiaan selama seminggu dengan kelompok Palestina, Hamas.

Sebanyak 16.248 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 43.616 mengalami luka-luka akibat serangan udara dan darat Israel yang tanpa henti di wilayah kantong tersebut sejak 7 Oktober usai serangan lintas batas oleh Hamas.

Korban tewas dalam serangan Hamas mencapai 1.200 jiwa, menurut data resmi.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Qatar terus upayakan jeda kemanusiaan di Gaza berlanjut

Baca juga: Tentara Israel sebut akan berperang di Gaza selatan seperti di utara.

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023