Pontianak (ANTARA News) - Pemerintah Kota Pontianak akan mengeluarkan aturan larangan untuk pemasangan iklan bagi susu formula dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif di kota itu, kata Wali Kota Pontianak Sutarmidji.

"Paling lama akhir tahun 2013, aturan larangan untuk pemasangan ikan baik dalam ruangan maupun diluar untuk iklan susu formula sudah kami terbitkan," katanya.

Sutarmidji menjelaskan, larangan tersebut dikeluarkan agar masyarakat tidak banyak terpengaruh dengan iklan susu formula, yang seakan-akan anak akan menjadi cerdas.

"Padahal belum tentu juga, mungkin semu, cerdas tetapi tidak sehat," ungkapnya.

Sutarmidji menambahkan, Pemkot Pontianak sebagai bentuk dukungan terhadap pemberian ASI eksklusif, telah menerbitkan Perwa No. 12/201 tentang ASI eksklusif.

Perwa tersebut dibuat sebagai bentuk dukungan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan yang selama ini masyarakat mulai cenderung menggunakan susu formula karena terpengaruh iklan, katanya.

Padahal dampak susu formula tersebut tidak baik bagi si bayi dan ibu yang melahirkan tetapi tidak menyusui, ujarnya.

"Anjuran menyusui saja juga diatur dalam agama Islam, yakni dianjurkan untuk menyusui bayinya hingga 24 bulan," ujarnya.

Wali Kota Pontianak menambahkan, pemberian ASI sebagai media hubungan seorang ibu dan anaknya, sehingga banyak sekali manfaatnya dalam menciptakan generasi yang bisa menghargai ibunya.

Sebelumnya, Ketua Cabang AIMI Kalbar, Marsia Dewi menyatakan, AIMI Kalbar nantinya akan bekerja sama dengan fasilitator kesehatan, tenaga kesehatan dan pihak-pihak lain yang terkait untuk terus menggaungkan pentingnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan sebagai bagian dari Millenium Development Goal`s (MDG`s).

"Yang kami kejar dalam hal ini tentu saja peningkatan peran ibu menyusui sebagai upaya peningkatan kesehatan anak, karena seperti kita ketahui dengan ASI sudah banyak kandungan serta zat-zat yang dibutuhkan anak dalam masa pertumbuhannya," katanya.

Jadi, kata dia, kenapa harus memilih susu formula kalau bisa kembali ke ASI untuk generasi emas.

Pewarta: Andilala
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013