Mereka kaget dengan pengalaman dan teknologi yang dimiliki Indonesia mampu mengembangkan tanaman sawit bisa mulai berbuah di saat usia sawit 2,5 tahun.
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintahan Filipina mengundang BUMN Perkebunan Indonesia untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit di Mindanao, seluas 120.000 hektare.

"Mereka (Filipina) meminta BUMN Perkebunan Indonesia untuk masuk mengembangkan industri sawit. Tahap awal luas lahan yang sudah disiapkan mencapai 25.000 hektare," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan, di sela-sela "Ngobrol Santai Bareng Media" di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.

Sebelumnya, pada pagi harinya, Dahlan berkunjung ke Manila menghadiri acara "Breakfast Meeting" dengan sejumlah pejabat negara itu untuk membicarakan investasi antara Indonesia dan Filipina.

Hadir pada kesempatan itu Wakil Menteri Politik dan Menteri Luar Negeri Filipina, Evan P. Garcia, Menteri Keuangan Cesar V. Purisima, serta Menteri Perindustrian dan Perdagangan Gregory L. Domingo.

Menurut Dahlan, Filipina serius agar Indonesia bersedia masuk mengembangkan industri sawit di negara itu, terutama di wilayah Filipina Selatan mulai dari penanaman hingga pembangunan pabrik sawit dengan teknologi tinggi.

Filipina menilai bahwa Indonesia merupakan negara yang berhasil mengembangkan industri sawit, dan bahkan telah kembali melampaui industri sawit Malaysia.

"Mereka kaget dengan pengalaman dan teknologi yang dimiliki Indonesia mampu mengembangkan tanaman sawit bisa mulai berbuah di saat usia sawit 2,5 tahun," ujar Dahlan.

Untuk itu mantan Dirut PT PLN ini meminta PT Perkebunan Nusantara (PTPN) segera menindaklanjuti rencana ekspansi tersebut. Nantinya PTPN bisa membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan BUMN Filipina.

Selain industri sawit, Filipina juga disebutkan berminat untuk mendatangkan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia, yaitu jenis CN 235, NC 212, CN 295. dan berminat bekerja sama dengan Bank Syariah asal Indonesia untuk mengembangkan bank syariah di negara itu.

"Pertumbuhan ekonomi Filipina pada kuartal I 2013 tercatat cukup tinggi. Tentu mereka membutuhkan terobosan investasi agar dapat mempertahankan pertumbuhan," ucapnya.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013