Kami mengimbau warga hindari beraktivitas di luar ruangan."
Pekanbaru (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyatakan, kondisi udara di Kota Pekanbaru dalam status berbahaya bagi kesehatan akibat tercemar asap sisa kebakaran lahan dan hutan.

Dari pantauan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang dipasang di sejumlah titik di wilayah Pekanbaru mencatat kualitas udara mencapai 300 pollutant standart index (PSI), kata Lepala Seksi Kesehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Dewani, kepada ANTARA News di Pekanbaru, Rabu.

"Di Pekanbaru angkanya sekarang mencapai 300, dan sebenarnya sejak Selasa (27/8) juga sudah seperti itu. Ini artinya kondisinya sudah berbahaya. Kategorinya bendera merah," ujarnya.

Ia mengatakan, partikel debu sisa kebakaran kini mencemari udara dan sangat berbahaya ketika dihirup oleh manusia. Gejala paling banyak gangguan kesehatan adalah iritasi mata dan sesak nafas hingga bisa mengakibatkan infeksi saluran pernafasan.

"Kami mengimbau warga hindari beraktivitas di luar ruangan," katanya.

Selain itu, ia mengatakan Dinas Kesehatan terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau untuk menanggulangi masalah asap.

"Kami juga sedang berkoordinasi untuk mengirimkan surat ke Dinas Pendidikan Riau, bahwa kualitas udara sudah berbahaya dan tidak sehat agar ada kebijakan dari dinas terkait untuk meliburkan sementara aktivitas sekolah," ujarnya.

Data dari Posko Transisi Darurat Asap ke Pemulihan BPBD Riau menunjukan bahwa sejak 6 Agustus 2013 hingga kini sudah ada 26.425 warga yang terkena Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).

Posko tersebut juga mencatat polusi asap mengakibatkan warga menderita iritasi mata sebanyak 1.020 orang, iritasi kulit 1.402 orang, 974 orang menderita asma, dan penumonia 1.216 orang, serta kualitas udara mulai menunjukan peningkatan polusi asap seperti di daerah Rumbai mencapai 167 Psi, Dumai 85 dan Duri 127,5.

Kota Pekanbaru selama dua hari ini diselimeuti kabut asap akibat kebakaran, dan polusi asap juga mengakibatkan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II terganggu karena jarak pandang turun drastis pada pagi hari, bahkan sempat hanya mencapai 300 meter.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013