Memang hujan sudah turun dan titik panas terdeteksi mulai berkurang, tetapi kewaspadaan terus dilakukan karena potensi kebakaran lahan masih berpeluang terjadi
Kota Bengkulu (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, (BMKG) Stasiun Fatmawati Bengkulu mengatakan awan di Kota Bengkulu masih tercampur asap kiriman dari sejumlah wilayah di Provinsi Bengkulu.
 
"Asap kiriman masih ada, tetapi sangat tipis. Hal ini dikarenakan sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, termasuk sejumlah kabupaten di Bengkulu sempat diguyur hujan, sehingga titik panas berkurang," kata Prakirawan BMKG Stasiun Fatmawati Bengkulu Anjasman di Kota Bengkulu, Rabu.
 
Meskipun sempat terjadi hujan, namun sejumlah wilayah di Provinsi Bengkulu masih terdapat titik panas sehingga Kota Bengkulu masih terdampak asap walaupun tipis.
 
Berdasarkan hasil pantauan dari BMKG, terdapat empat titik panas di Provinsi Bengkulu yang terdiri dari dua titik di Kabupaten Lebong dan dua titik lainnya berada di Kabupaten Bengkulu Utara.

Baca juga: BMKG sebut Kota Bengkulu telah terdampak asap kiriman
 
Meskipun jumlah titik panas di Provinsi Bengkulu telah berkurang dan telah terjadi hujan di sejumlah wilayah, pihaknya terus mengimbau agar masyarakat selalu berhati-hati dan tidak pembukaan lahan dengan cara dibakar.
 
"Memang hujan sudah turun dan titik panas terdeteksi mulai berkurang, tetapi kewaspadaan terus dilakukan karena potensi kebakaran lahan masih berpeluang terjadi," ujarnya.
 
Sebelumnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu menyebutkan pencemaran udara di wilayah tersebut masuk kategori sedang dengan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Bengkulu dan PM 2,5 capai 98.
 
Tercatat Nilai Ambang Batas (NAB) udara untuk ISPU normal di angka 0 hingga 50 dan Particulate Matter (PM2,5) atau partikel udara yang berukuran kecil dari atau sama dengan 2.5 mikrometer yaitu 65 gram/m³.

Baca juga: BMKG: Fenomena Anomali suhu muka laut di Bengkulu sebabkan ikan menepi
 
"Udara di Bengkulu sebenarnya masih termasuk normal. Tercatat PM 2,5 mencapai 98 dengan normalnya 0 sampai 20 dan di atasnya masuk kategori sedang dan masih bisa diterima kesehatan masyarakat, hewan, dan tumbuhan," terang Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Bengkulu Elfriza.
 
Meskipun demikian masyarakat masih aman untuk melakukan aktivitas di luar rumah, Namun bagi warga yang sensitif terhadap debu, kata dia, disarankan untuk menggunakan masker saat berada di lingkungan luar.
 
Oleh karena itu, lanjut Elfriza, masyarakat diimbau untuk tidak membakar sampah dan melakukan uji emisi kendaraan agar agar tidak menyumbangkan pencemaran udara.

Baca juga: DLH: Kadar udara di Bengkulu baik meskipun terindikasi kabut asap
 

Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023