orang sini bilang itu karena perubahan iklim
Kota Bengkulu (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Fatmawati Bengkulu menjelaskan fenomena ikan berukuran kecil yang akhir-akhir ini berada di pinggir pantai disebabkan karena adanya fenomena anomali suhu laut.
 
"Dari data BMKG suhu muka laut pada 26 Oktober memang mengalami penurunan, dengan selisih anomali minus satu dari biasanya, kemungkinan itu yang menyebabkan ikan-ikan ini menepi," kata Prakirawan BMKG Fatmawati Bengkulu, Anjasman di Kota Bengkulu, Sabtu.
 
Penyebab fenomena anomali suhu laut karena adanya angin dari wilayah Australia bergerak menuju Indonesia sehingga menyebabkan suhu muka laut menjadi lebih dingin dari biasanya, namun fenomena anomali tersebut jarang terjadi dan hanya terjadi saat musim kemarau.
 
Sementara itu, salah seorang warga Kelurahan Berkas, Davit, menerangkan bahwa ikan-ikan berukuran kecil terlihat berada di pinggir kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu.
 
"Memang benar kejadian ikan terdampar di Pantai Berkas, kalau orang sini bilang itu karena perubahan iklim sehingga air laut menjadi dingin, ikan kemudian mabuk dan terdampar," sebut dia.

Baca juga: Sejumlah ikan di Danau Diatas tiba-tiba menepi dan jinak
Baca juga: DLH jelaskan ribuan ikan mati di Pantai Ternate
 
Diketahui, sejak beberapa bulan terakhir, Provinsi Bengkulu memasuki musim kemarau yang menyebabkan sejumlah wilayah mengalami kekeringan.
 
Selain wilayah, musim kemarau juga menyebabkan sejumlah lahan persawahan di tujuh wilayah dari sembilan kecamatan di wilayah tersebut telah terdampak kekeringan dengan total luas sawah sebanyak 675 hektare.
 
"Terdapat tujuh wilayah dari sembilan kecamatan yang memiliki lahan persawahan di Kota Bengkulu dan semua wilayah terbuat saat ini sudah terdampak kekeringan," ujar Kepala Bidang Tanaman pangan hortikultura Dispangtan Kota Bengkulu Linda Asmarni.
 
Tujuh wilayah yang terdampak kekeringan tersebut yaitu Kecamatan Muara Bangkahulu seluas 280 hektare, Kecamatan Singaran Pati sebanyak 176 hektare.
 
Kemudian Kecamatan Ratu Agung 16 hektare, Kecamatan Sungai Serut 128 hektare, Kecamatan Kampung melayu 18 hektare, Kecamatan Selebar 51 hektare dan Kecamatan Gading Cempaka enam hektare.
 
Dengan banyaknya lahan persawahan di Kota Bengkulu yang alami kekeringan, terang Linda, sehingga diperkirakan hampir semua petani akan gagal panen karena padi yang di taman mati.
 
"Sepertinya sudah bisa dipastikan akan gagal panen karena kondisi kemarau tahun ini yang cukup lama, sehingga sumber air mengering, meski berbagai upaya sudah dilakukan," sebutnya.

Baca juga: DLHK Ternate telusuri penyebab kematian ikan di pantai Sasa
Baca juga: BKDSA selidiki penyebab kematian ikan paus di Pantai Tidore
Baca juga: BMKG: Fenomena ikan di Pantai Mutiara akibat angin bukan tanda gempa

Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023