Amman (ANTARA News) - Kelompok pemberontak utama Suriah mengumumkan penolakan mereka terhadap konferensi perdamaian internasional Suriah jika hal itu tidak mengakibatkan mundurnya Presiden Bashar al-Assad.

Keputusan itu memberikan tekanan bagi kelompok oposisi politik untuk juga tidak hadir dalam konferensi perdamaian itu, demikian laporan Reuters.

"Setiap solusi akan benar-benar ditolak jika tidak mengakhiri pemerintahan Assad dengan semua pilar militer dan keamanannya serta jika tidak meminta pertanggungjawaban pada semua orang yang turut ambil bagian dalam terorisme negara," kata pernyataan itu, yang bertanggal Sabtu dan ditandatangani oleh beberapa unit pemberontak paling tangguh yang melawan Bashar.

"Kami menganggap siapapun yang menghadiri Jenewa 2 atas dasar apa pun selain yang disebutkan di atas ... sebagai pengkhianat yang perlu diadili di pengadilan kami," katanya, merujuk pada konferensi perdamaian itu.

Deklarasi itu ditandatangani oleh 22 brigade, termasuk Suqour al-Sham, al-Tawhid dan Ahfad al- Rasul, yang didukung oleh Qatar, serta brigade Ahrar al - Sham, pasukan pemberontak utama di Suriah timur, dan brigade al- Sahaba yang lebih kecil, yang beroperasi di sekitar Damaskus.

Beberapa pejabat, termasuk Pemimpin Liga Arab Nabil Elaraby, telah mengatakan mereka mengharapkan konferensi itu digelar pada 23 November di Jenewa, meskipun Amerika Serikat, Rusia dan PBB mengatakan belum ada tanggal yang ditetapkan.

Pekan ini, Koalisi Nasional Suriah menolak seruan dari negara-negara Barat dan Arab untuk berkomitmen menghadiri konferensi perdamaian itu, seraya mengatakan mereka tidak akan ambil bagian jika ada kesempatan Bashar tetap mempertahankan kekuasaannya.

Koalisi akan bertemu pada 9 November untuk membahas detil dari perundingan Jenewa itu, menurut sumber-sumber oposisi .

(G003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013