Bojonegoro (ANTARA News) - Sebanyak 1.240 warga beberapa desa di Bojonegoro, Jawa Timur, mengungsi karena luapan air Bengawan Solo menggenangi pemukiman mereka.

"Sesuai data yang kami terima, siang ini ada 1.240 korban banjir Bengawan Solo mengungsi di sejumlah lokasi," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, MZ. Budi Mulyono, Minggu.

Tempat penampungan pengungsi yang disediakan, menurut dia, di antaranya Gedung Serbaguna di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, dan gedung Evakuasi Taman Bahagia (Etaba) di Desa Sumberjo, Kecamatan Trucuk.

Warga yang mulai mengungsi antara lain berasal dari Ledokkulon dan Ledokwetan di Kecamatan Kota dan beberapa desa di Kecamatan Dander dan Kalitidu.

Di Desa Sumbangtimun, Kecamatan Trucuk, warga mulai membangun tenda pengungsian di daerah yang tidak terendam air.

Menurut Moch. Said, warga Desa Sumbangtimun di Kecamatan Trucuk yang sedang membangun tenda pengungsian di lereng bukit kapur bersama warga lainnya, warga juga sudah mengungsikan ternak sapi dan kambing mereka karena kandang di rumah terendam air.

Sementara keluarga Yadi, warga Desa Ledokkulon di Kecamatan Kota, memilik mengungsi ke rumah saudara di Desa Tapelan, Kecamatan Kapas, yang tidak kebanjiran.

"Rumah saya sudah kemasukkan air setinggi satu meter," katanya.

Menurut data BPBD, luapan air Bengawan Solo telah merendam sedikitnya 31 desa yang tersebar di sejumlah kecamatan, termasuk Kecamatan Padangan, Purwosari, Malo, Trucuk, Kalitidu, Dander, Kota, Kapas dan Balen.

Setidaknya ada 1.705 rumah warga yang terendam air banjir. Banjir akibat luapan air sungai terpanjang di Jawa itu juga merendam 1.515 hektare lahan tanaman padi.

"Laporan korban banjir masih berkembang, sebab belum seluruh kecamatan melapor," jelas Budi.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013