Ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur aman, sebab di hulu, Jawa Tengah, ketinggian air Bengawan Solo normal.
Bojonegoro (ANTARA) - Perum Jasa Tirta (PJT) I Subdivisi Jasa ASA III/2 Madiun, Jawa Timur (Jatim), menyatakan ketinggian air Bengawan Solo di hilir akan terus menurun, karena di hulu, Jawa Tengah (Jateng), ketinggian air sudah di bawah siaga banjir.

"Ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jatim aman, sebab di hulu, Jateng, ketinggian air Bengawan Solo normal," kata Pengamat Prasana Pengairan PJT I Subdivisi Jasa ASA III/2 Madiun, Muhammad Yudo Nugroho, Minggu.

Ia juga membenarkan ketinggian air di hilir, Jatim juga akan terus turun, bahkan di Bojonegoro ketinggian air sudah di bawah siaga banjir.

Sesuai data ketinggian air di Taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, sudah di bawah siaga banjir 11.01 meter, Minggu pukul 18.00 WIB. Di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, di hulunya pada waktu bersamaan juga di bawah siaga banjir 23,62 meter.

Penurunan ketinggian air Bengawan Solo di hilir, Jatim terjadi sejak sehari lalu, yang sebelumnya ketinggian air Bengawan Solo tertinggi sempat mencapai 14,44 meter (siaga kuning) di TBS.

Di hilir, Babat, Laren, Karanggeneng dan Kuro, semuanya di Lamongan, ketinggian air Bengawan Solo, masih siaga kuning masing-masing 7,63 meter, 5,45 meter, 4,32 meter dan 2,18 meter.

"Tapi air di hilir akan terus turun," ujarnya.

Penurunan air Bengawan Solo di hilir Jatim dibenarkan Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Bojonegoro, Nadif Ulfia.

"Yang jelas ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro sudah aman di bawah siaga banjir," ujarnya.

Seorang petani di Desa Guyangan, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro,  Arianto, mengaku tidak bisa berbuat banyak setelah luapan air banjir yang merendam tanaman padinya di sawah seluas 0,25 hektare, yang usianya sekitar sebulan surut.

Tapi, tanaman padi di desa setempat, juga Desa Sumberjokentong, Mori, Trucuk, Padang, semuanya di Kecamatan Trucuk, terendam air banjir luapan Kali Kening, yang tidak bisa masuk ke Bengawan Solo, karena airnya meninggi.

Ia mengaku, tidak bisa berbuat banyak melihat tanaman padinya yang layu di sawah setelah air genangan banjir surut.

"Tanaman padi petani yang usianya sudah sebulan ya jelas pertumbuhannya terganggu. Kalau bisa tumbuh jelas akan menurun produksinya," ujar Mori.

Hal yang sama dialami petani lainnya juga di Desa Guyangan, Kecamatan Trucuk, Tamran, dan Santoso, yang juga tanaman padinya terendam air banjir.

"Tanaman padi saya yang terendam air banjir seluas  satu hektare di empat lokasi," ujar Tamran.
 

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019