Madrid (ANTARA News) - Halaman depan koran-koran Spanyol dihiasi oleh foto Cristiano Ronaldo yang menangis setelah pesepakbola asal Portugal ini meraih Ballon d'Or yang kedua kalinya di Zurich, Senin kemarin.

Kendati tak memenangi satu pun trofi untuk klubnya sepanjang 2013, Ronaldo diganjar penghargaan perseorangan tertinggi sepakbola atas performa luar biasanya tahun lalu.

Pemain Real Madrid menciptakan rata-ratu satu gol pada setiap pertandingan dan mengantarkan negaranya ke Piala Dunia Brazil.

"Cristiano menggerakkan sepakbola dengan reaksi emosionalnya untuk memenangi Ballon d'Or," bunyi halaman depan harian olahraga Marca di Madrid.

Sedangkan harian olahraga "AS" yang juga terbit di Madrid menyebut Ballon d'Or untuk Ronaldo sebagai "Kemenangan Terbaik."

Kolumnis koran "AS" Tomas Roncero menyebut reaksi emosional Ronaldo sebagai "tangisan emas".

"Akhirnya kegigihannya yang sangat besar diganjar di Zurich. Dia mencengkeram pengakuan perseorangan tertinggi yang dapat diterima seorang pesepakbola: Ballon d'Or," tulis Jaime Rodriguez di El Mundo seperti dikutip AFP.

Sementara dalam El Pais yang bersirkulasi nasional, Jose Samano menulis bahwa tangisan pemain berusia 28 tahun itu adalah puncak dari satu tahun di mana persona publiknya berbalik.

"Sedikit demi sedikit, Cristiano meninggalkan kesan keras kepala ke titik di mana dia telah mencapai puncak ini, di mana dia dipandang sebagai pesepakbola bintang, yang bahkan makin terpuji, dan pribadi yang utuh."

Sebaliknya pers di Katalonia mengungkapkan ekspresi yang berbeda. "Kali ini yang terbaik tidak menang," tuilis harian Sport di Barcelona. Cristiano memenangi Ballon d'Or keduanya, tapi Messi tetap memimpin dengan empat (kali memenanginya)."

Sedangkan El Mundo Deportivo memusatkan perhatian pada apa yang terjadi tahun ini sepeninggal warisan Ronaldo dan Messi pada Piala Dunia nanti yang tinggal enam bulan lagi.

Sementara "Cristiano menang", tulis koran ini, Messi memperingatkan, "Saya tak memikirkan apa yang telah saya buat, saya memikirkan apa yang akan terjadi."

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014