Sekarang generasi bisa mengakses banyak sekali informasi, tapi mereka tetap tidak peduli... Kegelisahan itu mengganggu saya untuk tetap mengajak teman-teman kembali jadi generasi peduli yang bersuara, kritis, dan membuka mata."
Jakarta (ANTARA News) - Berbagai kasus pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia kerap terlewat di ingatan para generasi muda, dan gerakan Barisan Pengingat ingin mengentaskan hal tersebut.

Novelis Okky Madasari yang menggagas gerakan tersebut mengemukakan keprihatinannya bahwa generasinya lahir di tengah kebutaan kala tidak semua informasi bisa diakses karena ulah penguasa.

Salah satunya adalah kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang belum banyak terpecahkan hingga saat ini.

Tahun-tahun berlalu dan kasus tersebut pun terlupakan oleh masyarakat, termasuk generasi muda. Barisan Pengingat dibuat demi mewujudkan kepedulian generasi muda terhadap isu-isu tersebut.

"Generasi saya tumbuh dengan ketidaktahuan, dibuat agar tumpul, tidak kritis dan tidak peduli tentang apa yang terjadi di masyarakat," kata perempuan kelahiran 30 Oktober 1984 itu.

Meskipun generasi saat ini dapat mengakses beragam informasi lebih mudah semenjak masa reformasi, lanjut dia, tantangan untuk tetap peduli pada ketidakadilan yang terjadi di masyarakat tetap ada.

"Sekarang generasi bisa mengakses banyak sekali informasi, tapi mereka tetap tidak peduli karena kesibukan seperti main gadget atau mencari kesuksesan pribadi. Kegelisahan itu mengganggu saya untuk tetap mengajak teman-teman kembali jadi generasi peduli yang bersuara, kritis, dan membuka mata," paparnya.

Dia menjelaskan, Barisan Pengingat bukanlah organisasi melainkan wadah bagi generasi muda untuk mengingat hal tersebut lewat pendekatan budaya khas anak muda seperti sastra, seni, musik, film dan olahraga. Salah satu kegiatan yang digelar Barisan Pengingat adalah acara olahraga lari 5 km Run to Remember pada 2 Februari dari Halte Busway Gelora Bung Karno hingga jalan Imam Bonjol.

Ada pula proyek kesenian Dinding Berpuisi yang menghadirkan puisi-puisi di ruang publik kota bekerja sama dengan komunitas street art Serum.(*)

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014