Kabut asap yang mulai menyelimuti daerah ini belum begitu besar, tetapi sudah mulai meresahkan khususnya pagi dan menjelang magrib,"
Kuantan Singingi (ANTARA News) - Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau menyebutkan terdapat dua titik api (hotspot) di Kuansing yang mengakibatkan terjadinya kabut asap tipis.

"Kabut asap yang mulai menyelimuti daerah ini belum begitu besar, tetapi sudah mulai meresahkan khususnya pagi dan menjelang magrib," kata Kepala BLH Kuansing Indra Suandy di Taluk, Selasa.

Dikatakannya, setiap pergantian musim, memasuki musim panas, peristiwa kabut asap kerap terjadi, akibat kelalaian pihak tertentu sehingga menyebabkan orang lain terkena dampaknya.

Kabut asap tipis diakui belum begitu berdampak, karena datang secara tiba- tiba secepatnya hilang. Akan tetapi masyarakat tetap waspada jika kabut asap sudah menyelimuti kota yang padat lalu lintas dapat saja mengganggu kesehatan.

Kabut asap dapat mengganggu pernapasan warga masyarakat bahkan mengganggu pengguna jalan. kareena itu diimbau seluruh masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan agar kabut asap dapat diminimalisir.

"Kita belum bisa memastikan kabut asap ini disebabkan oleh titik api itu atau adanya asap rumah tangga," sebutnya.

Menurut data terakhir, kata Indra Sundy, terdapat dua titik api di Kuansing. Sayang belum dapat dipastikan lokasinya. Untuk mencegah semakin banyaknya kabut asap, BLH Kuansing meminta warga menghindari membakar lahan, karena sudah dilarang, dengan cara pembakaran akan berdampak pada lingkungan.

Jika imbauan tersebut tidak diindahkan, bagi warga terbukti membakar lahan akan diproses sesuai hukum yang berlaku, ketegasan ini sudah lama diumumkan. Akan tetapi sering juga warga seara sengaja atau tidak sengaja membakar lahannya walaupun lahan itu luasnya tidak seberapa.

"Kesadaran warga sangat dibutuhkan, lebih lagi diharapkan adanya komitmen perusahaan untuk tetap tidak melakukan pembakaran lahan untuk membuka lahan baru," tegasnya.

(KR-APL/M027)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014