Yogyakarta (ANTARA News)  Menteri Agama Suryadharma Ali mingimbau agar umat Muslim dapat terus menerus mengkampanyekan secara konsisten ajaran rahmatan lil alamin, Islam ahlussunah wal jamaah, modern, ramah dan tidak menjadi Islam yang pemarah.

Kepada para guru madrasah dan siswa madrasah diharapkan juga menjadi teladan dan model yang baik di masyarakat dalam hal pemahaman, pemikiran dan akhlaq, kata Suryadharma Ali ketika memberi sambuan pada acara deklarasi madrasah tahfidz Al Quran di Gedung Amonraga Yogyakarta, Minggu.

Ia juga mengingatkan agar kepada tokoh agama dan ulama agar gerakan masyarakat mengaji yang sudah digulirkan dapat disukseskan ke depannya. Sebab, Al Quran tidak hanya perlu dibaca dan dihafal, tetapi lebih dari itu dikaji isi dan kandungannya agar dapat dijadikan landasan dan praktek dalam kehidupan masyarakat.

Ia menambahkan pula bahwa salah satu fenomena merosotnya moral dan karakter bangsa adalah karena masyarkat muslim terutama adalah anak-anak mulai enggan mengaji dan mengkaji Al Quran di masjid/mushola/surau. Akibatnya, Al Quran tidak dibaca lagi. Apa lagi dikaji ajarannya yang mengusung nilai kedamaian dan antikekerasan. Al Quran cenderung tidak lagi dijadikan pegangan hidup.

Menurut Suryadharma Ali, momentum deklarasi tahfidz tersebut memiliki makna dalam meneguhkan dan memperkuat komitmen dalam pemberantasan buta huruf Al Quran di kalangan umat Islam. Pengertian buta huruf Al Quran dalam konteks kekinian tidak hanya terbatas pada buta baca tulis Al Quran, melainkan juga dalam pengertian buta isi atau kandungan Al Quran.

Pada akhir sambutannya Menag Suryadharma Ali minta kepada jajaran Pendis agar dapat mengkaji dari sisi anggaran bagaimana ke depan para penghafal Al Quran di seluruh Tanah Air dapat dibebaskan dari seluruh biaya pendidikan. Bukan hanya pada lapisan sekolah dasar, tetapi juga sampai perguruan tinggi.

Jika yang bersangkutan sudah mahasiswa, biaya pendidikannya pun diperhatikan hingga dapat menyelesaikan kuliahnya, kata Suryadharma Ali.

Pewarta: Edy Supriatna Sjafei
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014