Sebagai seniman harus punya prinsip, kalau mencla-mencle nanti akhirnya tidak jelas mau kemana."
Bogor (ANTARA News) - Lama tidak tersiar kabarnya, artis senior Grace Simon memilih menghabiskan waktunya bermukim di Bogor, Jawa Barat, mengurus yayasan pendidikan anak tidak mampu dan putus sekolah, namun menghindari kegiatan politik praktis walau banyak yang menawarinya.

"Berkali-kali ditawarkan, tetapi tidak tertarik. Lebih baik di jalur seni dan sosial," ungkap Grace saat menjadi salah seorang tamu undangan pelantikan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Wakil Wali Kota Usmar Hariman di Plaza Balai Kota, Senin kemarin (7/4).

Penyanyi dan pemain film yang popular pada 1970-an tersebut menyatakan, tidak tertarik untuk terjun ke dunia politik, dan sejak 20 tahun silam tetap pada pendiriannya.

Pelantun tembang "Bing", ciptaan Titiek Puspa untuk seniman kawakan Bing Slamet, menilai bahwa seniman seharusnya tidak berpolitik, karena seorang seniman berkarya atas nama seni yang universal.

"Sebagai seniman harus punya prinsip, kalau mencla-mencle nanti akhirnya tidak jelas mau kemana," ujar pelantun lagu "Renjana" ciptaan Guruh Soekarnoputra, yang sempat menjuarai berbagai festival musik di dalam dan luar negeri itu.

Wanita peranakan Ambon dan Belanda itu menyatakan, dirinya bukan anti politi, namun seni adalah jalan baginya untuk tetap berkreativitas tanpa harus ikut berpolitik praktis.

"Banyak ditawari kerja sama, kalau untuk berkolaborasi saya terima tawarannya, tapi dengan kapasitas saya berkesenian bukan harus terjun berpolitik menjadi caleg atau kader," ujarnya.

Sebagai pemilik Yayasan Cahaya Anugrah yang dirintisnya sejak 1990 di Bali dan Bogor (Jawa Barat), Grace tetap eksis membiayai sekolah anak-anak tidak mampu lewat dukungan dana para sponsor.

Baginya, banyak berdoa dan percaya dengan kekuatan doa menjadi jalan buatnya untuk tetap bisa mempertahankan yayasan menyekolahkan anak-anak yang tidak mampu dan putus sekolah di wilayah Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bogor.

Grace juga berpendapat, dalam kemenangan pemilihan kepada daerah atau presiden, setiap pemimpin yang menang adalah pilihan Tuhan.

"Pemimpin itu Tuhan yang memilih, karena suara rakyat walau seberapa jumlahnya karena suara rakyat mewakili suara Tuhan. Di sini Tuhan berkenan memilih dia sebagai pemimpin," ujar pemain film "Lagu Untukmu" bersama Broery Pesolima (kini almarhum) dan "Cincin Berdarah" bersama Muni Cader (almarhum).

Grace bermain di 15 film, dan paling sering menemani Benyamin Sueb(almarhum) , seperti "Benyamin Koboi Ngungsi", "Benyamin Tukang Ngibul", dan "Benyamin Spion".

Setahun ini Grace menetap di Kota Bogor, Jawa Barat, yang disebut tempat hunian di hari tua dekat dengan Jakarta.

"Setelah kurangi kegiatan saja, lelah tinggal di Jakarta dengan macetnya. Anak-anak sudah pada menikah. Sebelum di Bogor saya lama tinggal di Bali, saya dirikan yayasan. Saya pilih di Bogor karena mirip dengan di Bali," ujarnya.

Selain sibuk mengurusi Yayasan, Grace juga masih tampil mengisi undangan menyanyi tidak hanya di Tanah Air, namun melanglang buana ke Belanda dan Singapura, yang memiliki banyak penggemar. (*)

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014