Jakarta (ANTARA News) - Silaturahmi Nasional Forum Alumni Pemuda Pelopor yang berakhir di Jakarta, Minggu, menyampaikan resolusi di antaranya berisi keprihatinan karena Kementerian Pemuda dan Olahraga tidak melibatkan mereka dalam merumuskan strategi kebijakan pembangunan kepemudaan.

"Dalam konteks UU no 40/2009 tentang kepemudaan, Forum Alumni Pemuda Pelopor diposisikan di wilayah abu-abu sehingga tidak terakomodasi dalam pembinaan di Kemenpora," kata Hariyanto, Ketua Harian Forum Pemuda Pelopor.

Akibatnya, kata Hariyanto, terjadi penurunan kualitas pemuda pelopor karena terabaikannya aspek utama dari kepeloporan itu sendiri, yaitu kemampuan dalam membangun kesejahteraan melalui partisipasi penuh masyarakat dalam bidang-bidang yang ditekuni, sehingga tidak ada perbedaan antara pemuda pelopor dan wira usaha.

Seiring dengan keprihatinan tersebut, Forum Alumni Pemuda Pelopor yang digelar sejak 18 April tersebut mengeluarkan resolusi yang di antaranya adalah agar Kemenpora secara tegas menetapkan posisi organisasi tersebut sebagai bagian internal dari kebijakan pembangunan kepeloporan pemuda.

"Mengingat bahwa permasalahan pemuda semakin kompleks, Forum Alumni Pemuda Pelopor mengimbau kepada pemerintah baru nanti agar menteri pemuda dan olahraga berasal dari profesional yang memahami kebijakan dasar pembangunan kepemudaan," katanya.

Di tengah hiruk pikuk tahun politik pascapemilu legislatif dan menjelang pemilihan presiden mendatang, Haryanto menegaskan bahwa Forum Pemuda Pelopor tidak akan terseret ke dalam kubangan permainan politik, meski salah satu dari mantan pemuda pelopor adalah capres Aburizal Bakrie yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Forum Pemuda Pelopor saat ini dipimpin oleh Ketua Umum Rita Widyasari yang tidak lain adalah Bupati Kutai Kartanegara.

"Pemuda Pelopor tidak akan ke mana-mana, tapi ada di mana-mana. Artinya, kami tidak akan terseret ke kelompok mana pun," kata Hariyanto yang mendapatkan penghargaan sebagai Pemuda Pelopor.

(A032)

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014